Keahlian Anak Bangsa Unjuk Gigi: Semen Padang Produksi "Shell Kiln" 138 Ton untuk Proyek Strategis
Di jantung Sumatera Barat, tepatnya di Padang, terukir sebuah kisah tentang kemandirian dan keahlian anak bangsa dalam menghasilkan karya fabrikasi berskala raksasa. PT Semen Padang, yang selama ini dikenal sebagai pionir industri semen di Asia Tenggara, kembali menorehkan tinta emas dalam sejarahnya. Melalui unit bisnis non-semennya, Workshop Bisnis Inkubasi Non Semen (BINS), mereka berhasil merampungkan produksi dua segmen "shell kiln" yang sungguh mencengangkan. Bayangkan saja, total bobot kedua bagian ini mencapai 138 ton!
"Seluruh proses produksi shell kiln ini dikerjakan secara mandiri oleh tenaga lokal di workshop kami sendiri," ungkap dengan bangga Direktur Operasi PT Semen Padang, Pri Gustari Akbar (16/4/2025). Nada suaranya penuh keyakinan saat menyampaikan kabar gembira ini. "Ini menjadi bukti nyata bahwa anak bangsa mampu menghasilkan produk fabrikasi berskala besar dan kompleks yang mampu bersaing secara nasional."
Proyek prestisius senilai Rp13,2 miliar ini bukan sekadar transaksi bisnis biasa. Bagi PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa, yang sama-sama berada di bawah payung PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG, ini adalah tonggak sejarah baru dalam kemitraan yang telah terjalin sejak tahun 2009. Pengiriman "monster baja" ini tercatat sebagai yang terbesar dan terpanjang dalam kurun waktu kerja sama kedua perusahaan.
Lebih dari sekadar proyek, pencapaian ini adalah simbol dari semangat inovasi dan diversifikasi yang terus digelorakan oleh PT Semen Padang. "Pencapaian ini bukan sekadar proyek, tetapi juga simbol dari daya saing dan nilai tambah yang terus dikembangkan PT Semen Padang di sektor industri non-semen," tegas Nur Anita, sosok yang turut mengawal keberhasilan ini. Langkah ini memperkokoh posisi Semen Padang sebagai pemain kunci tidak hanya di industri semen, tetapi juga di ranah fabrikasi berat yang strategis.
Kepercayaan yang diberikan oleh PT Semen Tonasa bukanlah hal yang baru. Namun, skala proyek kali ini benar-benar mencatatkan rekor tersendiri. "Kami tidak hanya menjadi pelopor industri semen di Asia Tenggara, tapi juga terus memperluas kontribusi ke berbagai sektor strategis melalui inovasi dan ketekunan," imbuh perwakilan PT Semen Padang, seolah menegaskan komitmen perusahaan untuk terus berkarya dan memberikan yang terbaik bagi bangsa.
Di balik layar kesuksesan ini, ada dedikasi dan keahlian tim Workshop BINS. Senior Manager Workshop BINS, Febi Rieldi, didampingi Senior Manager Marketing BINS, Wiradana Jufri, menjelaskan betapa cepat dan efisiennya proses produksi kedua segmen shell kiln ini. Hanya dalam waktu 65 hari, keduanya rampung dan siap untuk melakukan perjalanan panjang menuju Sulawesi Selatan.
"Segmen pertama telah kami kirim sebelum Lebaran," tutur Febi, merinci dimensi raksasa baja tersebut: bobot 62 ton, diameter 5,5 meter, panjang 14,6 meter, dengan ketebalan pelat 30 mm. Sementara itu, segmen kedua yang tak kalah masif, dengan ketebalan pelat 35 mm dan panjang 13,9 meter, dijadwalkan untuk menyusul pada akhir pekan ini. Total bobot keduanya mencapai 138,5 ton, sebuah angka yang menggambarkan betapa besarnya tantangan logistik yang harus dihadapi.
Untuk mengangkut "monster baja" ini, armada khusus Multi Axle Truck (MAT) telah disiapkan. Perjalanan akan dimulai dari Pelabuhan Teluk Bayur di Padang, menyeberangi lautan menuju Pangkep, Sulawesi Selatan. "Ini merupakan salah satu proyek strategis kami," ungkap Wiradana. Lebih dari sekadar fabrikasi, tim BINS juga dipercaya untuk melakukan proses pemasangan (erection) langsung di lokasi pabrik PT Semen Tonasa. Sekitar 30 tenaga kerja terampil telah disiagakan untuk tugas ini, dengan target penyelesaian yang ambisius, yakni 22 hari.
Kisah sukses Workshop BINS ini berakar jauh ke belakang. Berdiri sejak tahun 1986, awalnya BINS fokus pada produksi alat transportasi industri seperti rubber belt conveyor, screw conveyor, dan pneumatic gravity conveyor. Seiring berjalannya waktu, dengan inovasi dan adaptasi, BINS bertransformasi menjadi unit unggulan untuk proyek-proyek fabrikasi industri berat, tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar domestik tetapi juga merambah pasar ekspor.
Keberhasilan memproduksi dan mengirimkan "shell kiln" raksasa ini adalah bukti nyata bahwa Indonesia memiliki sumber daya manusia yang kompeten dan mampu menghasilkan produk-produk berteknologi tinggi. Ini adalah secuil kisah tentang kepiawaian anak bangsa yang patut dibanggakan dan menjadi inspirasi bagi kemajuan industri nasional. (And)