SUMATRA BARAT - 18 JULI 2025 - Di tengah hamparan alam yang memukau di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, sebuah proyek pembangunan infrastruktur krusial tengah berjalan mulus, mengubah wajah jalan yang sebelumnya berlubang menjadi "permadani putih" yang dinanti-nantikan. Inilah kegiatan rehabilitasi Jalan Provinsi di ruas BTS Payakumbuh-Sitangkai (P.4) Paket II, sebuah ikhtiar nyata dari Pemerintah Provinsi Sumatra Barat melalui Dinas Bina Marga, Cipta Karya Dan Tata Ruang (BMCKTR).
Proyek ambisius ini, dengan nomor kontrak 620/30.609/KTR-BM/2025 dan tanggal kontrak 10 Maret 2025, menelan anggaran sebesar Rp. 12.313.849.000,00 – sebuah angka yang merefleksikan komitmen besar dalam meningkatkan konektivitas dan kualitas hidup masyarakat. Dipercayakan kepada PT. Arvex Primadhamor sebagai kontraktor pelaksana, dengan PT. Teknik Exsakta sebagai konsultan pengawas, proyek ini direncanakan selesai dalam waktu 180 hari kalender.
Kini, optimisme melingkupi lokasi proyek. "Alhamdulillah, progres sudah di atas 70%," ujar seorang konsultan dari PT. Arvex Primadhamor saat dihubungi via aplikasi WhatsApp. Kata-kata ini bukan sekadar laporan teknis, melainkan cerminan dari dedikasi dan kerja keras di lapangan yang kini mulai menampakkan hasilnya.
Reaksi positif pun mengalir deras dari warga lokal. Jon (42), salah seorang warga yang kerap berbincang santai dengan awak media, tak mampu menyembunyikan rasa puasnya. "Rekanan sangat profesional," ungkapnya, sembari mengucap terima kasih kepada Dinas BMCKTR Sumbar yang telah merealisasikan impian memiliki jalan mulus. Perasaan senada juga disampaikan oleh Yoyon (37), seorang sopir truk yang sehari-hari melintasi rute tersebut. Bagi Yoyon, meskipun saat ini jalan masih diberlakukan sistem buka-tutup untuk mendukung proses pengerjaan, ia dan rekan-rekan sopir lainnya merasa nyaman. "Kami bakal merasakan manfaatnya ke depan," tuturnya penuh harap.
Narasi tentang jalan berlubang yang kini bertransformasi menjadi "permadani putih" bukan sekadar metafora, melainkan representasi konkret dari pembangunan yang menyentuh langsung denyut kehidupan masyarakat. Jalan yang baik tidak hanya memperlancar mobilitas barang dan jasa, tetapi juga membuka akses terhadap perekonomian, pendidikan, dan layanan kesehatan, serta mempererat tali silaturahmi antarwilayah.
Proyek rehabilitasi jalan ini adalah contoh nyata bagaimana sinergi antara pemerintah, kontraktor, dan masyarakat dapat mewujudkan pembangunan yang berdampak positif dan berkelanjutan. Dengan progres yang menggembirakan ini, harapan akan infrastruktur yang lebih baik dan kehidupan yang lebih sejahtera di Kabupaten Lima Puluh Kota semakin terang benderang. (And)