Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, banyak dari kita yang lupa bahwa harta paling berharga adalah kesehatan dan lingkungan yang asri. Namun, bagi Ir. Irfendi Arbi, M.P., Bupati Lima Puluh Kota ke-21 (periode 2016–2021), dua hal ini dapat dicapai melalui satu kegiatan sederhana namun penuh makna: "Olahraga ringan sambil bersih-bersih pekarangan, badan sehat, lingkungan pun nyaman."
Ajakan ini bukan sekadar retorika manis dari seorang pejabat. Melalui serangkaian giat yang menunjukkan aktivitasnya sehari-hari, Irfendi Arbi memberikan pelajaran berharga yang jauh melampaui masa jabatannya.
Dalam salah satu bidikan kamera, terlihat jelas beliau tengah membungkuk, dengan semangat memegang tangkai cangkul yang panjang, membelah tanah pekarangan yang gersang. Keringat dan fokus terpancar dari gestur tubuhnya yang mengenakan kaus berkerah dan topi. Ini adalah definisi sesungguhnya dari "olahraga ringan."
Kita seringkali menghabiskan waktu dan uang untuk pergi ke pusat kebugaran. Irfendi Arbi menunjukkan alternatif yang jauh lebih efektif dan bermanfaat. Mengerahkan tenaga untuk mengolah tanah, memotong rumput liar, dan membersihkan tumpukan dedaunan adalah latihan fisik intensif. Otot-otot lengan, punggung, dan kaki bekerja optimal. Hasilnya? Badan sehat, bugar, dan peredaran darah lancar. Sebuah sesi berkebun yang serius setara dengan puluhan menit berlari di atas treadmill, namun dengan bonus luar biasa.
Pelajaran tidak berhenti pada kesehatan fisik. Mantan Bupati yang dikenal sangat peduli pada sektor pertanian ini secara implisit mengajak kita kembali ke kearifan lokal dalam mengelola sumber daya.
Lahan pekarangan yang tadinya terbengkalai, dipenuhi semak belukar liar (seperti yang terlihat dalam foto saat beliau memikul setumpuk besar rumput tinggi), adalah potensi ekonomi yang tersembunyi. Ajakan beliau untuk memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami berbagai sayuran adalah filosofi ketahanan pangan yang paling mendasar.
Bayangkan, setiap panen cabai, bayam, atau terong dari pekarangan sendiri berarti:
1 Meringankan Pengeluaran: Mengurangi frekuensi berbelanja ke pasar, menekan biaya hidup sehari-hari.
2 Menjamin Kualitas: Sayuran yang dipetik segar, bebas pestisida, dan terjamin kebersihannya.
3 Potensi Penghasilan: Jika dikelola dengan baik dan hasilnya melimpah, kelebihan panen dapat dijual, menjadikannya sumber penghasilan tambahan yang menjanjikan.
Seperti ungkapan beliau, aktivitas ini "bisa membantu meringankan pengeluaran. Bahkan, jika kita kelola dengan baik bisa menghasilkan." Ini adalah solusi cerdas di tengah tantangan ekonomi dan inflasi harga pangan.
Pada akhirnya, gerakan "Cangkul Sehat" yang dicontohkan oleh Irfendi Arbi ini menyajikan sebuah visi holistik tentang kehidupan yang sejahtera.
Pekarangan yang bersih adalah cerminan dari disiplin diri dan rasa hormat terhadap lingkungan. Dengan mencangkul, menanam, dan merawat, kita tidak hanya mendapatkan sayuran dan kebugaran, tetapi juga menciptakan lingkungan yang nyaman, asri, dan produktif.
Melalui dokumentasi yang menangkap dedikasinya mulai dari memotong rumput, memikul hasilnya, hingga mengolah tanah Irfendi Arbi memberikan sebuah pesan yang tak lekang dimakan waktu: Kesejahteraan sejati dimulai dari langkah kecil di halaman rumah kita sendiri.
Mari kita ambil cangkul, kenakan topi, dan mulai berkeringat. Olahraga di pekarangan adalah investasi terbaik untuk masa depan: investasi kesehatan, investasi lingkungan, dan investasi kemandirian pangan keluarga. (And)