Di ufuk 2 Agustus 2025, mentari terbit dengan janji yang berbeda. Bukan sekadar hari biasa, melainkan lembaran baru dalam perjalanan hidup seorang putri kecil yang kini telah beranjak dewasa. Namanya Moudy, si bungsu yang selalu mengisi ruang di hati ini, meskipun jarak membentang luas memisahkan raga.
Selamat ulang tahun, Nak. Ucapan ini melintasi batas-batas kota, menembus cakrawala, dan berbisik lembut di telingamu. Semoga di setiap helaan napas di usiamu yang baru, engkau semakin mapan, bagai karang yang kokoh menahan deburan ombak kehidupan. Semoga setiap langkahmu adalah jejak-jejak keberanian yang mengukir takdirmu sendiri.
Jarak ini memang tak kasat mata, namun doa bapak adalah jembatan yang menghubungkan kita. Ia adalah bisikan di keheningan malam, adalah nyanyian di setiap senja. Doa bapak akan selalu menjadi payung di kala hujan, lentera di kala gelap, dan sayap yang membawamu terbang menggapai impian.
Moudy, ingatlah, engkau adalah pewaris bukan hanya harta, melainkan juga mimpi dan harapan yang telah bapak bangun. Bapak yakin, dengan bakat terpendam dan semangatmu, engkau akan menjadikan semua ini lebih dari sekadar warisan. Engkau akan mengembangkannya menjadi sebuah mahakarya, sebuah kisah sukses yang akan kita ceritakan bersama.
Di usiamu yang baru ini, bapak berharap engkau semakin mendekat pada Sang Pencipta. Jadilah wanita yang sholehah, yang hatinya bersinar karena keimanan. Ketika badai datang, jangan pernah ragu untuk bersujud, karena di sana engkau akan menemukan ketenangan dan petunjuk.
Dan satu lagi pesanku, Nak. Buanglah jauh-jauh ego yang akan menghancurkanmu. Biarkan ia layu dan hilang, digantikan oleh kelembutan hati dan kebijaksanaan. Selamat ulang tahun, putri kecilku. Semoga kebahagiaan dan keberkahan selalu menyertaimu. Engkaulah permata hati bapak, dan akan selamanya begitu. **
