JAKARTA - Langit Istana Merdeka, Jakarta, bersinar lebih cerah pada 17 Agustus 2025. Di antara kemegahan perayaan HUT RI ke-80, seorang putri terbaik dari Tanah Datar, Sumatera Barat, berdiri tegak di panggung kehormatan. Namanya Diva Aurel, dan dalam setiap nada yang ia lantunkan, tersimpan kisah panjang perjuangan, bakat, dan mimpi dari sebuah nagari kecil.
Bagi masyarakat Pabalutan, nama Diva sudah tidak asing lagi. Sejak belia, ia telah menunjukkan bakat luar biasa, bukan hanya di bidang seni, tetapi juga dakwah. Jejak prestasi yang ia ukir adalah cerminan dari kegigihan yang konsisten, dari Juara MTQ dan Pildacil hingga menguasai panggung Solo Song. Namun, kini ia melangkah lebih jauh, membawa kekayaan budaya Minangkabau ke hadapan seluruh bangsa.
Penampilannya di Istana bukan sekadar pertunjukan, melainkan sebuah pernyataan. Sebuah bukti nyata bahwa potensi besar tidak hanya lahir di kota-kota besar. Dengan bekal pendidikan di Jurusan Musik Etnologi ISI Yogyakarta, Diva membuktikan bahwa anak nagari memiliki bekal kuat untuk bersaing di tingkat nasional, bahkan internasional. Ia adalah representasi dari generasi muda yang tak pernah lelah merawat akar budaya sembari menatap masa depan.
Di balik kesuksesan ini, ada cinta dan dukungan tak bertepi dari keluarga. Ayahnya, Jonnes, Dt. Palang Kayo, seorang jurnalis dan ketua DPD REPRO Tanah Datar, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. "Kami berharap dia terus berkarya hingga ke tingkat internasional," ucapnya, penuh harapan. Sementara itu, sang ibunda, Yusma Yuliana, memberikan bekal moral yang lebih dalam. "Tetaplah berkarya, nak. Jadilah kebanggaan... Tetap rendah hati, karena semakin tinggi pohon, semakin besar angin yang menerpa," pesannya, mengingatkan akan pentingnya karakter di tengah sorotan dunia.
Kisah Diva Aurel adalah narasi tentang impian yang terwujud. Ia bukan hanya membawa harum nama keluarga, tetapi juga menjadi mercusuar inspirasi bagi setiap anak muda di Tanah Datar dan seluruh Indonesia. Pesan yang ia sampaikan melalui penampilannya sangatlah jelas: kerja keras, konsistensi, dan dukungan dari orang terdekat adalah kunci untuk membuka pintu dunia.
Dari panggung desa di Pabalutan hingga panggung megah Istana Negara, perjalanan Diva Aurel baru saja dimulai. Dunia menanti, dan ia siap untuk terus menorehkan prestasi, membuktikan bahwa anak daerah bukanlah kelas dua. (And)
