-->
  • Jelajahi

    Copyright © Portalanda
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Translate

    Iklan

    Iklan

    Menanti di Ruang Tunggu: Sebuah Janji yang Tak Bertuan

    Kamis, 25 September 2025, September 25, 2025 WIB Last Updated 2025-09-25T11:40:17Z

    Waktu adalah detak-detak harapan. Namun, di sebuah ruang tunggu yang mewah, ia terasa seperti sebuah penjara tanpa jeruji. Kisah ini adalah tentang sebuah janji, sebuah penantian, dan sebuah kekecewaan yang meninggalkan jejak perih.


    Pukul 08.00 pagi. Tiga pria dengan hati yang dipenuhi asa melangkah masuk ke dalam sebuah gedung megah. Mereka datang untuk memenuhi janji, sebuah pertemuan dengan sosok berpengaruh yang memegang janji. Petugas keamanan menyambut mereka, mengarahkan ke ruang tamu. Di sana, sofa-sofa kulit yang megah seolah berbisik, "Duduklah, dan bersabarlah."

    Penantian dimulai. Ajudan datang dan pergi, membawa pesan singkat: "Bapak sedang rapat." Kata-kata itu terasa seperti air yang menetes pelan, mengikis kesabaran mereka sedikit demi sedikit. Di luar sana, dunia terus berputar, tetapi di dalam ruangan ini, waktu seolah berhenti.


    Satu jam berlalu. Pintu ruang rapat terbuka, dan beberapa orang keluar. Harapan kembali membuncah. Namun, itu hanyalah ilusi. Petugas keamanan kembali datang, membawa kabar: "Bapak masih ada tamu lain."


    Kehausan mulai melanda. Salah satu dari mereka harus keluar, memecah keheningan ruang tunggu, mencari seteguk air untuk membasahi tenggorokan yang kering. Kembali ke ruangan, ia melihat dua temannya masih setia menunggu, dengan mata yang mulai menunjukkan kelelahan.


    Mencoba peruntungan, salah satu dari mereka kemudian menghubungi lewat telepon wattsap. "Assalamualaikum, Pak. Kami sudah di sini sejak pukul 08.00." Balas yang datang, sebuah kalimat singkat yang terasa dingin: "Sabar ya, sebentar masih ada tamu."


    Kata-kata itu bagaikan janji yang diucapkan ke dalam jurang. Terdengar, namun tak pernah sampai. Sekitar pukul 09.36, kenyataan pahit itu datang. Sosok yang mereka tunggu berjalan melewati mereka, tanpa menoleh, tanpa sepatah kata. Ia seolah bayangan yang tak memiliki ikatan dengan janji yang pernah diucapkannya.


    Mereka pun beranjak pergi. Kaki melangkah meninggalkan ruangan, hati membawa beban yang lebih berat dari sekadar kekecewaan. Sebuah pesan terakhir dikirim, sebuah perpisahan tanpa pertemuan.


    Kisah ini adalah pengingat bahwa janji adalah cermin harga diri. Ketika ia pecah, luka yang ditimbulkan bukan hanya pada diri yang menanti, tetapi juga pada diri yang berjanji. Karena, di ruang tunggu yang sunyi itu, yang hilang bukan hanya waktu, tetapi juga sebuah kepercayaan.


    Padang, 25 September 2025

    By: Andarizal

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini