PADANG - 26 OKTOBER 2025 - Baru-baru ini, ditengah hamparan sawah hijau yang membentang luas, di mana denyut kehidupan jutaan petani bergantung pada aliran air, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V Padang, Naryo Widodo, melontarkan sebuah seruan tegas. Menjaga saluran irigasi bukanlah sekadar tugas, melainkan kewajiban bersama demi masa depan pangan Indonesia.
Pesan ini bukan gema tanpa makna. Saluran irigasi, yang seringkali dianggap remeh, sesungguhnya adalah nadi vital yang memastikan keberlanjutan sektor pertanian. Naryo Widodo menekankan bahwa saluran yang bersih, terawat, dan berfungsi optimal adalah kunci utama. "Saluran yang lancar akan memastikan air mengalir tanpa hambatan ke sawah, membantu petani menanam dengan maksimal, dan pada akhirnya, mendukung tercapainya swasembada pangan nasional yang kita cita-citakan," jelasnya.
BWS Sumatera V Padang sendiri memegang peran sentral dalam menjaga kelangsungan sistem irigasi di wilayahnya. Upaya mereka merangkum berbagai aspek, mulai dari:
1 Perawatan Infrastruktur: Pemeliharaan dan pengelolaan saluran irigasi utama, serta rehabilitasi jaringan yang rusak.
2 Keterlibatan Masyarakat: Mendorong kegiatan gotong royong dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya merawat saluran air.
3 Perencanaan Teknis: Melakukan pengawasan dan perencanaan teknis yang berkelanjutan.
4 Dukungan Pangan: Memberikan dukungan nyata terhadap ketahanan pangan melalui pembinaan terhadap perkumpulan petani pemakai air (P3A).
Hasil dari sinergi peran ini pun memberikan dampak yang signifikan, air tersalurkan lancar, efisiensi penggunaan air meningkat drastis, kesadaran masyarakat tentang konservasi air tumbuh, distribusi air menjadi lebih adil, dan yang terpenting, produksi pertanian dipastikan meningkat menuju pengelolaan yang berkelanjutan.
Bukan hanya masalah hasil panen, menjaga saluran irigasi menyentuh aspek fundamental kehidupan masyarakat dan lingkungan. Irigasi yang terpelihara memiliki multi-peran penting:
1 Menjamin Ketersediaan Air: Menjadi kepastian bagi petani bahwa sumber daya air untuk tanaman mereka selalu ada.
2 Mengatur Pembagian Air yang Adil: Mencegah konflik horizontal dan memastikan setiap petak sawah mendapatkan jatah air yang proporsional.
3 Mengendalikan Bencana: Berperan aktif mencegah banjir dan genangan air, melindungi permukiman dan lahan pertanian dari kerusakan.
4 Menjaga Kualitas Lingkungan: Saluran yang bersih otomatis menjaga ekosistem perairan lokal.
5 Menghemat Biaya Perawatan: Pencegahan lebih murah daripada perbaikan besar-besaran.
Komitmen ini terwujud dalam aksi nyata, seperti yang dilaksanakan pada 14 Agustus 2025 di Nagari Punggung Kasiak, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman. Bersama Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman dan elemen masyarakat, BWS Sumatera V menginisiasi kegiatan Gerakan Irigasi Bersih (GIB).
Momen tersebut bukan sekadar ritual bersih-bersih. Kegiatan ini menjadi sebuah gotong royong yang strategis untuk mengoptimalkan kembali fungsi jaringan irigasi yang selama ini terkendala kerusakan. Melalui sinergi ini, harapan besar pun disematkan, air dapat tersalurkan dengan baik ke lahan sawah, memulihkan kembali produktivitas lahan, dan mematahkan ancaman krisis pangan lokal.
Sebagai penutup, Naryo Widodo kembali menegaskan seruannya, merangkumnya dalam langkah-langkah kecil yang dapat dilakukan setiap individu. "Mari kita mulai dari langkah kecil, jangan buang sampah ke irigasi, ikut gotong royong, dan rawat sumber air kita bersama!"
Sebab, di setiap tetes air yang mengalir lancar, terkandung janji ketahanan pangan, kesejahteraan petani, dan masa depan yang lebih kokoh bagi bangsa ini. Irigasi adalah warisan, dan menjaganya adalah tanggung jawab bersama. (And)
