Merajut Aman, Menuai Pujian: KJI Terpesona Kinerja Polri di Balik Kelancaran Arus Mudik
PADANG - 11 APRIL 2025 - Di jantung Padang, tempat organisasi kewartawanan Kolaborasi Jurnalis Indonesia (KJI) bersemi, nada pujian mengalun merdu, menghiasi langit Sumatera Barat. Bak denting lonceng kemenangan, organisasi pewarta ini menyampaikan rasa kagum mendalam pada sang pengayom negeri, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan segenap bahtera kepolisian.
Mukhtisar, sang juru bicara KJI yang juga salah seorang founder organisasi ini, tampil bagai penyair berita, melukiskan kinerja Polri dalam balutan kata-kata yang menyentuh. Musim mudik Lebaran 2025, yang kerap kali menjadi labirin kemacetan dan kecemasan, kali ini ditaklukkan dengan gemilang.
"Apresiasi setinggi langit kami haturkan," ujar Mukhtisar, suaranya bagai desiran angin menyampaikan pujian. "Kerja keras yang luar biasa telah ditunjukkan dalam menavigasi arus balik dan mudik tahun ini."
Ia mengisahkan bagaimana Polri, dengan keahlian seorang nahkoda ulung, telah merajut pola perjalanan yang indah, menghindarkan mimpi buruk kemacetan yang panjang dan melelahkan. Jalan-jalan yang biasanya berdenyut tak karuan kini mengalir lebih tenang, berkat tangan dingin para Bhayangkara.
Posko-posko mudik, bagai mercusuar harapan yang tersebar di penjuru negeri, menjadi saksi koordinasi yang apik. Mereka adalah simpul persatuan, menghubungkan wilayah demi wilayah, memastikan setiap pemudik merasa aman dan terperhatikan. Sentuhan pelayanan hadir bagai oase di tengah perjalanan, uluran tangan yang sigap menyapa setiap kesulitan.
"Koordinasi antar instansi dan wilayah berjalan bagai orkestra yang harmonis," lanjut Mukhtisar, "dan ketika musibah datang, penanganannya secepat kilat, bagai bahu yang kokoh melindungi."
KJI, dari bumi Minang ini, turut mengamini pujian yang juga datang dari berbagai penjuru. Kerja keras Polri telah menjadi suluh penerang bagi perjalanan mudik, menghadirkan rasa aman dan nyaman bagi setiap insan yang rindu kampung halaman. Sebuah dedikasi yang patut diukir dengan tinta emas dalam catatan sejarah pengabdian negeri. (And)