-->
  • Jelajahi

    Copyright © Portalanda
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Translate

    Iklan

    Iklan

    Air Terjun Ketahanan: Di Titik Nol Kelelahan, Ditemukan Kekuatan Seribu Aliran

    Jumat, 26 September 2025, September 26, 2025 WIB Last Updated 2025-09-26T07:45:15Z

    Dalam gemuruh air terjun yang jatuh membelah sunyi hutan, tersimpan sebuah pengakuan. Di tengah rindang dedaunan yang basah, di atas batu-batu purba yang licin dialiri waktu, terukir kisah tentang sebuah perjalanan diri.

    Duduk di tepi sungai, di antara bebatuan agung yang menjadi saksi, aku menatap tirai air yang tak pernah lelah menghantam. Kejatuhan itu, alirannya yang deras, adalah cerminan sempurna dari tahun yang baru saja kujalani.


    "Tahun ini aku ketemu diri aku yang paling capek."


    Kata-kata itu terbisik, menyatu dengan desau angin di antara pepohonan. Kelelahan ini bukanlah sekadar letih raga, melainkan penat jiwa yang dipikul melintasi hari-hari penuh ujian. Ia adalah akumulasi dari setiap harapan yang sempat patah, dari setiap langkah yang diambil dengan kaki terasa berat, dan dari setiap malam yang dilewati sambil berhitung bintang. Diri yang ini pernah terhuyung, nyaris menyerah di ambang batas. Ia adalah perwujudan dari ketidaksempurnaan, dari kepedihan yang tak terhindarkan.


    Namun, air terjun tak pernah berhenti mengalir. Setiap jatuhnya adalah awal dari aliran baru di bawah. Dan di tengah pusaran kelelahan itu, sebuah kebenaran lain muncul, sekuat gemuruh air yang memecah kolam.


    "but at the same time, (tapi pada saat yang sama) aku ketemu diri aku yang paling kuat juga."


    Sungguh sebuah paradoks yang indah. Untuk bertemu dengan kelelahan yang terdalam, kita harus lebih dulu melintasi batas ketahanan yang paling ekstrem. Diri yang paling capek itu, pada hakikatnya, adalah diri yang paling bertahan.


    Ia adalah diriku yang menemukan energi dari sisa-sisa harapan, yang merangkai kembali pecahan hati menjadi mozaik ketangguhan. Kekuatan ini bukan ditemukan dalam sorak kemenangan yang gemilang, melainkan dalam bisikan hati yang berkata, "Bangkit." Ia ditemukan dalam keberanian untuk kembali menghadapi hari esok, meskipun hari ini telah terasa terlalu panjang.


    Di bawah langit yang teduh, dengan air dingin membasuh kaki, aku mengangguk pada diriku. Kelelahan itu adalah guru, dan kekuatan adalah buah dari pembelajarannya.


    Aku tidak akan pernah menemukan betapa gigihnya aku berjuang, seandainya aku tidak pernah bertemu dengan diriku yang paling lelah.


    Biarkan tahun ini menjadi penanda. Bukan penanda kegagalan, melainkan monumen bagi ketahanan. Sebab di persimpangan antara kelelahan dan keteguhan, lahirlah sebuah pemahaman. 


    Untuk menjadi yang terkuat, kita harus berani menjadi yang terlemah. Dan kini, dengan hati yang lebih utuh dan pandangan yang lebih jernih, aku siap menyambut aliran waktu yang akan datang, sekuat dan sedamai gemuruh air terjun ini. 


    Padang, 26 September 2025

    By: Nayah

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini