PADANG - 17 SEPTEMBER 2025 - Baru-baru ini, diantara bebatuan dan tanah yang belum rata, berdiri tegak seorang pria dengan kemeja putih bermotif biru dan celana jeans. Wajahnya memancarkan ketenangan, sorot matanya yang tajam menembus jauh ke depan, seolah melihat sebuah jalan yang belum sepenuhnya terbentang. Dia adalah Mastilizal Aye, seorang Wakil Ketua DPRD Kota Padang, yang tak hanya dikenal karena jabatannya, tetapi juga karena filosofi hidupnya yang mendalam.
Bagi Mastilizal, jalan pengabdian itu tidaklah lurus. Ada tikungan tajam yang menguji, ada tanjakan curam yang menguras tenaga, dan ada pula turunan yang menjanjikan kelapangan. Namun, dia memahami, setiap belokan itu adalah sebuah takdir yang harus dilalui dengan penuh kesadaran. Ia tak pernah berhenti berupaya untuk berjalan di jalur yang benar, di mana setiap langkahnya adalah sebuah janji kepada masyarakat yang diwakilinya.
Dalam setiap jejak langkahnya, Mastilizal selalu mengendapkan telinganya untuk mendengar, membuka matanya untuk melihat, dan membukukan setiap aspirasi yang disampaikan oleh warganya. Ia tak hanya menampung, tapi juga mencatat setiap harapan, setiap keluhan, dan setiap mimpi yang datang kepadanya. Aspirasi itu baginya adalah amanah suci yang harus diperjuangkan di parlemen. Namun, perjuangannya tidak pernah menabrak batas. Setiap upaya yang ia lakukan selalu berpegang teguh pada koridor hukum dan undang-undang yang berlaku.
Seorang teman dekatnya, yang enggan disebutkan namanya, menggambarkan sosok Mastilizal dengan sederhana namun penuh makna. "Dia selalu berusaha agar tidak terpeleset di jalan yang ditempuhnya," ujarnya, sambil menuangkan kopi ke cangkir. "Komitmen dan konsisten, itulah dia."
Ya, komitmen dan konsistensi adalah dua kata kunci yang mendefinisikan seorang Mastilizal Aye. Ia adalah seorang pejuang yang tak pernah lelah, seorang pelayan yang tak pernah ingkar janji. Ia adalah sosok yang menempuh jalan berliku demi kebaikan bersama, memastikan bahwa setiap langkahnya mengantarkan pada tujuan yang mulia. (And)
