Pagi itu, 2 Oktober 2025 di bawah langit cerah Kota Padang, deru mesin motor besar dan skuter terdengar beriringan. Mereka bukan rombongan touring biasa, melainkan tim dari Satuan Patroli Jalan Raya (PJR) Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sumatera Barat (Sumbar). Hari itu adalah "Day 4" dari agenda mereka, sebuah rutinitas yang mereka sebut dengan hangat: “SAT PJR Kembali Menyapa.”
Bagi masyarakat, kehadiran Polisi di jalan raya seringkali dikaitkan dengan penindakan. Namun, personel PJR Sumbar bertekad mengubah narasi tersebut. Mereka hadir, tidak sekadar menjalankan tugas pengawalan dan pengaturan, tetapi membawa misi humanis yang menyentuh langsung denyut nadi kehidupan di jalan.
Tugas utama tim PJR sangatlah vital, patroli, pengaturan lalu lintas, pengawalan, dan penanganan kecelakaan. Semua dilakukan untuk menciptakan rasa aman dan nyaman. Namun, di antara tugas-tugas berat itu, mereka menemukan ruang untuk interaksi yang lebih personal.
"Kami hadir di jalan raya, bukan sekadar patroli, tapi juga menyapa sahabat lalu lintas," demikian pesan yang mereka sebarkan.
Di sebuah persimpangan, di tengah hiruk pikuk motor dan mobil, bahkan diapit oleh mobil modern dan andong tradisional yang ditarik kuda, para petugas bergerak. Mereka menghentikan pengendara bukan untuk menilang, melainkan untuk mengingatkan dengan senyum. Imbauan yang disampaikan sederhana namun krusial, selalu menaati tata tertib, menggunakan sabuk pengaman, menyesuaikan batas kecepatan, dan yang terpenting, beristirahat di rest area jika lelah atau mengantuk.
Salah satu momen paling menarik adalah saat personel PJR mendapati beberapa pengendara motor yang salah menggunakan helm. Mungkin helm terpasang longgar, atau talinya tidak dikaitkan dengan benar. Alih-alih menegur keras, mereka memilih pendekatan yang sangat humanis.
Seorang petugas PJR, yang motor patwalnya gagah dengan windshield bertuliskan PJR POLISI, terlihat berhenti di samping seorang pengendara. Dengan sabar, ia menunjukkan cara yang benar mengenakan helm, memastikan helm itu berfungsi sebagai pelindung, bukan sekadar hiasan. Momen kecil ini menjadi simbol bahwa keselamatan adalah prioritas, dan petunjuk yang diberikan datang dari kepedulian tulus.
Petugas lain terlihat menyapa seorang pria yang membawa barang dengan motor beroda tiga. Senyum ramah dari sang petugas dibalas senyum lega dari pengendara, menghilangkan kesan angker dari seragam yang dikenakan.
Di akhir shift, empat personel PJR berkumpul. Dengan seragam cokelat muda dan helm di tangan, wajah-wajah mereka memancarkan kepuasan. Salah satunya bahkan mengacungkan jempol, simbol keberhasilan menjalankan tugas hari itu. Di belakang mereka, sebuah papan pengingat kecil tertulis: "Berbuatlah kebaikan hari ini karena belum tentu masih ada hari esok."
Slogan itu seolah menjadi panduan bagi tim PJR Sumbar. Mereka tidak hanya bertugas menjaga ketertiban, tetapi juga menabur kebaikan. Mereka menjadikan jalan raya sebagai ruang interaksi yang hangat, mengingatkan setiap warga: "Tetap patuhi aturan, utamakan keselamatan, dan jadikan jalan raya tempat yang aman bagi kita semua."
Kehadiran Satuan PJR Ditlantas Polda Sumbar adalah pengingat bahwa di balik ketegasan hukum, terdapat wajah-wajah ramah yang siap menyapa dan membantu, membuktikan bahwa kepolisian dan masyarakat adalah mitra sejati dalam menjaga keamanan dan ketertiban berlalu lintas. (And)