PADANG – Selama bertahun-tahun, langit mendung di atas Parak Buruak, Kelurahan Batipuh Panjang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, tidak hanya membawa hujan, tetapi juga membawa kecemasan yang mendalam. Di tepi sungai, rumah-rumah warga berdiri dalam ketidakpastian, dihantui ancaman erosi dan luapan air yang ganas setiap kali hujan deras mengguyur. Sungai yang selama ini menjadi sumber kehidupan, kini menjadi sumber was-was.
Namun, ketakutan yang telah mengakar itu kini mulai terjawab dengan pembangunan yang kokoh dan nyata.
Pada hari Sabtu, 4 Oktober 2025, aktivitas di tepi sungai Parak Buruak terlihat sibuk di bawah langit biru yang cerah. Sebuah ekskavator kuning besar dari Komatsu bekerja membongkar dan menata tumpukan batu, sementara para pekerja sibuk menyusunnya menjadi dinding pertahanan yang berlapis. Ini adalah pemandangan dari proyek pemasangan batu bronjong (gabion) sepanjang 150 meter yang diprakarsai oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera V (BWSS-V) Padang.
Proyek ini bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan janji perlindungan bagi warga.
"Rasa was-was yang bertahun-tahun menghantui, kini dijawab dengan pembangunan nyata," demikian narasi yang mengiringi upaya BWSS-V mengambil peran krusial dalam memperkuat pertahanan sungai.
Satriawan, selaku PPKOP BWS Sumatera V Padang, menegaskan pentingnya proyek strategis ini. Ia menjelaskan bahwa pemasangan bronjong memiliki fungsi ganda yang mutlak.
“Selain melindungi infrastruktur jembatan yang sedang dibangun, pembangunan bronjong ini juga secara langsung melindungi pemukiman warga di bantaran sungai dari ancaman erosi,” terang Satriawan.
Dinding batu yang kokoh, teranyam dalam kawat, berfungsi sebagai sabuk pengaman yang akan meredam energi aliran air, mencegah tanah tepi sungai terkikis, dan melindungi pondasi struktur vital di sekitarnya. Gambar-gambar di lokasi memperlihatkan struktur bronjong yang dibangun secara bertingkat, menciptakan penahan air yang efektif dan estetik.
Bagi warga setempat, proyek ini adalah penyelamat yang datang tepat waktu.
Iyen (43), seorang warga yang tinggal di bantaran sungai, tidak dapat menyembunyikan rasa syukurnya. Ia mengakui betapa tipisnya batas antara keamanan dan bencana di masa lalu. "Sebab, jika telat selangkah rumah yang menjadi hunian satu-satu bisa diondoh oleh keganasan air," ungkapnya, menggunakan istilah lokal untuk menggambarkan ancaman penghanyutan.
Kepedulian dari Pemko Padang yang berkolaborasi dengan BWSS-V Padang telah mengubah kepasrahan menjadi harapan. Pembangunan bronjong ini menjadi monumen kepedulian pemerintah, menegaskan bahwa keselamatan warga adalah prioritas utama.
Kini, di bawah terik matahari Padang, setiap tumpukan batu yang diletakkan dan setiap meter dinding yang terselesaikan bukan hanya menambah kekuatan fisik tebing sungai, tetapi juga menumbuhkan rasa aman yang telah lama hilang di hati masyarakat Parak Buruak.
Proyek pemasangan bronjong ini menunjukkan peran aktif Balai Wilayah Sungai Sumatera V dalam mitigasi bencana dan perlindungan masyarakat di wilayah Padang. (And)