Muara Ulakan Tapakih Bergeliat, Alat Berat PU 'Menari' di Atas Pasir, Warga Tersenyum Sambut Pantai Eksotis
PADANG PARIAMAN - Mentari belum tinggi di ufuk timur saat deru mesin ekskavator memecah kesunyian pagi di Muara Sungai Ulakan Tapakih. Sejak enam hari terakhir, bibir pantai di Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman ini menjadi saksi upaya kolosal warga bersama pemerintah daerah membersihkan "penyakit" menahun yang kerap mengundang tangis: pendangkalan muara sungai yang berujung banjir. Hari ini, Kamis, 24 April 2025, geliat itu kian terasa.
Butiran-butiran pasir yang selama ini menumpuk, membungkam aliran sungai Batang Ulakan menuju Samudera Hindia, perlahan disisihkan oleh lengan-lengan baja alat berat berwarna kuning terang. Alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Padang Pariaman ini seolah "menari" di atas hamparan pasir, menjalankan misi mulia: mengembalikan fungsi sungai, menghalau ancaman banjir yang selama ini menghantui.
Pemandangan di sekitar muara bukan hanya tentang alat berat dan pasir. Di pinggir-pinggir area kerja, terlihat wajah-wajah sumringah warga Ulakan Tapakis. Mereka bersatu, bahu-membahu dalam pekerjaan gotong royong yang telah dimulai sejak beberapa hari lalu. Ada yang membantu merapikan area, ada yang menyiapkan logistik sederhana, namun semangat kebersamaan begitu terasa, menyatukan langkah demi kampung halaman yang lebih baik.
Upaya pengerukan besar-besaran ini tak lepas dari inisiasi Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman. Puncaknya terjadi pada 19 dan 20 April lalu, saat 'Goro Akbar' digemakan. Sebuah gerakan kolosal yang jarang terjadi, melibatkan Bupati Padang Pariaman John Kenedy Azis, jajaran pemerintah daerah, TNI/Polri, Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatra V, BUMN, pihak swasta, dan tentunya ribuan warga. Kegiatan ini membuktikan bahwa dengan kebersamaan, keterbatasan anggaran bukanlah halangan. Konon, goro akbar ini berjalan dengan "Rp0 APBD", semua murni dari swadaya dan donasi.
Fokus utama saat itu adalah membersihkan muara dari timbunan pasir dan sedimen, serta menciptakan alur sungai baru yang lebih lurus mengarah ke laut. Hasilnya mulai terlihat kini, muara yang sebelumnya dangkal dan sempit, perlahan melebar, napas sungai kembali lega.
Rasa syukur dan apresiasi mengalir deras dari lisan warga. Mereka memuji langkah tanggap pemerintah daerah dalam menyikapi persoalan banjir yang sudah puluhan tahun menjadi momok. "Apresiasi untuk Kadis PUPR Padang Pariaman El Abdes Arsyam," tutur salah seorang warga yang ikut bergotong royong, secara spesifik menyebut nama Kepala Dinas yang bertanggung jawab mengerahkan alat berat.
Warga lainnya, yang juga enggan disebutkan namanya, tak kalah antusias. Ia menunjuk ke arah pantai yang kini terlihat lebih bersih dan alur muara yang mulai terbentuk jelas. "Yang jelas muara sungai ulakan tapakih kini eksotis, berkat Bupati dan Dinas PU," ucapnya dengan nada puas. Kata "eksotis" yang terucap menggambarkan bukan hanya fungsi mitigasi banjir yang mulai teratasi, tetapi juga potensi keindahan alam muara yang kembali muncul.
Pengerukan sedimen di Muara Sungai Ulakan Tapakih bukan sekadar proyek fisik. Ini adalah cerita tentang kolaborasi, tentang kepedulian pemerintah, dan tentang semangat gotong royong masyarakat yang tak pernah padam. Saat alat berat terus bekerja dan warga tak lelah mendukung, harapan akan Ulakan Tapakis yang bebas banjir dan memiliki muara yang indah kian nyata terwujud. (Je)