Idul Adha 2025: Pesan Keikhlasan Mastilizal Aye untuk Harmoni di Kota Padang Tercinta

PADANG - Di ufuk timur, mentari menyapa dengan bias keemasan, menghantar kabar gembira. Gaung takbir telah membahana sejak semalam, membelah keheningan fajar, menggetarkan sanubari setiap insan. Hari ini, Jumat, 6 Juni 2025, bumi Padang kembali diselimuti aura sakral: Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah.

Dalam keindahan pagi yang syahdu ini, Mastilizal Aye, sosok Wakil Ketua DPRD Kota Padang, melayangkan untaian doa dan harapan. Suaranya, yang tak hanya menggemakan ucapan selamat, namun juga sebuah ajakan tulus, mengalir seperti bisikan angin yang menyejukkan. "Di momen suci inilah," ujarnya, seolah setiap kata adalah tetesan embun yang menumbuhkan maaf, "untuk kita bisa saling memaafkan." Memaafkan, sebuah tindakan mulia yang melapangkan dada, menghapus gurat-gurat kekecewaan, dan menautkan kembali benang-benang silaturahmi yang mungkin sempat terurai.

Idul Adha, bukan sekadar perayaan ritual, namun sebuah permadani makna yang terhampar luas. "Idul Adha adalah saat untuk berbagi, memberi," tutur Mastilizal Aye, "dan mengingatkan diri sendiri tentang pentingnya pengorbanan dan keikhlasan." Kata-kata itu bergaung, memantulkan esensi dari hari raya ini. Ini adalah tentang tangan yang terulur tanpa pamrih, tentang hati yang lapang dalam memberi, dan tentang jiwa yang rela berkorban demi meraih ridha Ilahi. "Semoga kurban kita membawa keberkahan dan mengingatkan kita untuk selalu berbagi dengan sesama." Doa ini mengalir, menyertai setiap tetes darah suci kurban yang mengalir, semoga menjadi jembatan menuju keberlimpahan rezeki dan rahmat bagi mereka yang membutuhkan.

Lebih dari sekadar ritual, Idul Adha adalah madrasah kehidupan. "Idul Adha mengajarkan kita tentang pentingnya ketaatan, pengorbanan, dan keikhlasan dalam menjalani hidup," imbuhnya, seolah mengukir pelajaran abadi di lubuk hati. Ketaatan pada kehendak-Nya, pengorbanan yang tak kenal batas, dan keikhlasan yang membersihkan niat, menjadi pumpunan ajaran yang tak lekang oleh waktu.

Maka, dalam semarak cahaya Idul Adha ini, Mastilizal Aye menyeru dengan penuh harap, "Mari kita rayakan Idul Adha dengan penuh suka cita dan berbagi kebahagiaan dengan orang-orang di sekitar kita." Sebuah ajakan untuk merangkul setiap jiwa, menyebarkan senyum, dan menciptakan mozaik kebahagiaan yang tak terhingga.

Pungkasnya, kisah abadi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, yang terukir dalam lembaran sejarah, kembali dikumandangkan. Kisah tentang cinta yang tulus, ketaatan yang sempurna, dan keikhlasan yang melampaui akal. "Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail adalah contoh bagi kita untuk selalu taat dan ikhlas dalam menjalani hidup." Sebuah teladan yang tak lekang oleh zaman, membimbing kita melangkah di jalan yang penuh berkah, dengan hati yang lapang dan jiwa yang pasrah sepenuhnya kepada Sang Pencipta.

Semoga Idul Adha ini menjadi mercusuar yang menerangi jalan kita menuju kebaikan dan keberkahan. Taqabbalallahu minna wa minkum. (And)