Ketika Pena Berbicara: Dari Andarizal, Untaian Terima Kasih dan Asa Jurnalisme
PADANG - 16 JUNI 2025 – Fajar di Ranah Minang merekah pagi ini, memancarkan bias keemasan yang menembus sela-sela tirai, membangkitkan sebuah rasa syukur yang mendalam di sanubari. Getaran hangat yang saya rasakan bukan semata hembusan angin pagi yang membelai, melainkan gelombang kasih dan untaian doa yang tak putus mengalir sejak kemarin, pada hari di mana angka usia saya bertambah. Sungguh, hati ini diliputi haru yang membuncah, seolah ribuan bintang bertaburan di langit batin, atas perhatian tulus dari setiap rekan seperjuangan, kolega, sahabat, dan seluruh keluarga besar Kolaborasi Jurnalis Indonesia (KJI) yang saya cintai.
Setiap ucapan selamat ulang tahun yang kalian kirimkan—baik melalui dering telepon yang menyapa sunyi, pesan singkat yang mampir di saku, hingga bait-bait puitis yang menyentuh relung jiwa—adalah permata yang tak ternilai. Di dalamnya, saya merasakan denyut semangat kolaborasi yang menjadi nadi KJI, sebuah ikatan yang telah kita rajut dengan benang kepercayaan dan dedikasi. Ini bukan hanya tentang bertambahnya angka, melainkan tentang bertambahnya bobot tanggung jawab, serta semakin dalamnya komitmen untuk terus mengabdi pada profesi yang mulia ini. Ibarat pohon, akar KJI semakin menghujam dalam, bersiap menopang rimbunnya dedaunan di masa depan.
Dunia jurnalisme adalah panggung tanpa henti, sebuah kanvas luas yang menunggu untuk diisi dengan kisah-kisah kebenaran. Kita adalah penabur berita, penjaga mata dan telinga masyarakat, serta pengumpul suara-suara yang mungkin teredam dalam riuhnya dunia. Saya menyadari betul, perjalanan KJI ke depan tidak akan selalu dihiasi bunga-bunga. Akan ada badai yang menguji keteguhan, mungkin juga kerikil tajam yang mencoba menghambat langkah.
Namun, keyakinan saya teguh, bahwa dengan semangat kebersamaan yang telah teruji, dengan kokohnya fondasi persaudaraan yang kita bina, kita akan selalu menemukan jalan untuk melaluinya. Doa dan harapan agar saya semakin mapan dan KJI semakin berkibar, adalah amanah suci yang akan saya genggam erat, seolah bintang panduan di tengah gelapnya malam.
Bagi saya, kemapanan bukanlah sekadar tumpukan materi atau puncak pencapaian pribadi. Mapan adalah kemapanan dalam integritas yang tak tergoyahkan, kemapanan dalam berpikir jernih saat mengambil keputusan, dan kemapanan dalam berdiri tegak di atas kebenaran, bahkan ketika badai menerpa. Dan KJI yang berkibar, adalah KJI yang tak hanya sekadar dikenal namanya di permukaan, melainkan dihargai karyanya yang mendalam, dipercaya setiap informasi yang disampaikannya, dan menjadi mercusuar etika jurnalistik yang menerangi setiap sudut Nusantara. Ia adalah suara yang berani, mata yang tajam, dan pena yang jujur—sebuah persembahan bagi nusa dan bangsa.
Terima kasih, dari lubuk hati yang terdalam, atas setiap doa dan untaian harapan yang mengiringi langkah saya. Semoga Allah SWT membalas kebaikan hati kalian semua dengan berlipat ganda. Mari kita terus bergandengan tangan, mengayuh bahtera KJI menuju cakrawala yang lebih luas, mengukir sejarah jurnalisme yang bermartabat, demi Indonesia yang lebih terang, lebih adil, dan lebih berbudaya.
Salam hangat dari Padang,
Andarizal