PADANG – 16 JULI 2025 - Di tengah hiruk pikuk agenda legislatif dan padatnya jadwal sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Padang, Mastizal Aye memiliki kebiasaan yang mungkin terbilang sederhana, namun sarat makna, meluangkan waktu untuk berolahraga, kemudian menyempatkan diri "ngopi" santai. Bukan sekadar rutinitas pribadi, momen-momen inilah yang menjadi jembatan baginya untuk tetap dekat dengan denyut nadi masyarakat.
Sore itu, suasana kedai kopi sederhana menjadi saksi kebiasaan Mastizal Aye. Mengenakan kaus biru yang menunjukkan gaya hidup aktifnya, ia tampak rileks duduk di bangku kayu, tangannya membentuk gestur jempol ke atas, menunjukkan keceriaan. Di hadapannya, secangkir kopi mengepul hangat, siap menemani obrolan ringan. Rekannya, yang juga tersenyum hangat, ikut menikmati momen kebersamaan ini.
Bagi Mastizal Aye, olahraga bukan hanya tentang menjaga kebugaran fisik, melainkan juga sebuah jeda untuk menenangkan pikiran dari berbagai tuntutan pekerjaan. Setelah memeras keringat, ia sering kali tidak langsung kembali ke meja kerjanya. Justru, ia memilih untuk mampir sejenak. "Ngopi kito, Buya," ucapnya ramah, sebuah ajakan akrab yang sering ia lontarkan kepada siapa saja yang ditemuinya, entah itu rekan sejawat, atau bahkan masyarakat biasa yang kebetulan berada di tempat yang sama.
Momen "ngopi" inilah yang menjadi ruang informal namun efektif bagi Mastizal Aye. Di sinilah ia bisa mendengar cerita, keluhan, hingga ide-ide segar dari masyarakat tanpa terikat formalitas ruang rapat. Baginya, menjaring aspirasi tidak harus selalu dilakukan dalam forum resmi. Terkadang, percakapan santai di sebuah kedai kopi justru mampu menggali informasi dan persoalan yang lebih jujur dan mendalam.
Kebiasaan ini mencerminkan filosofi kepemimpinan Mastizal Aye yang merakyat dan mudah dijangkau. Ia percaya bahwa untuk benar-benar memahami kebutuhan konstituen, seorang wakil rakyat harus bersedia turun langsung, berbaur, dan mendengarkan. Dengan tetap menjaga kebugaran tubuh melalui olahraga dan membuka diri untuk berinteraksi di ruang publik, Mastizal Aye menunjukkan komitmennya sebagai jembatan antara aspirasi rakyat dan kebijakan di DPRD Kota Padang. Sebuah cangkir kopi, bagi Mastizal Aye, bukan hanya sekadar minuman, melainkan wadah untuk koneksi, pemahaman, dan pengabdian. (And)