-->
  • Jelajahi

    Copyright © Portalanda
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Translate

    Iklan

    Iklan

    Mengapa Hati Nurani Kita Tak Tergugah? Potret Pilu Kantor Dinas Perhubungan Kota Padang

    Rabu, 30 Juli 2025, Juli 30, 2025 WIB Last Updated 2025-07-30T07:26:04Z

    Ada pemandangan yang tak seharusnya kita saksikan di Kota Padang yang terus berbenah. Sebuah ironi yang menggores hati, terpampang nyata di jantung aktivitas pemerintahan kita sendiri. Inilah gedung Kantor Dinas Perhubungan Kota Padang yang berada di jalan Sutan Syahrir , Kecamatan Padang Selatan. Bukan sekadar bangunan, ia adalah simpul vital perekonomian kita, salah satu penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang menopang pembangunan kota. Namun, alih-alih tegak kokoh sebagai simbol kinerja, ia justru berdiri lunglai, rapuh, dan memilukan. Sebuah cerminan nyata dari kelalaian, bahkan mungkin pengabaian, yang tak bisa lagi kita toleransi.

    Pada suatu pagi di bulan Juni 2025 yang mendung, kamera kami merekam setiap sudut kepiluan itu. Waktu menunjukkan pukul 10:46 WIB, namun yang tergambar adalah seolah waktu telah berhenti, membekukan proses pelapukan yang tak terjamah. Dari fasad depannya yang kusam, sisa-sisa warna biru-putih yang memudar mencoba bertahan, namun kemegahan itu telah lama sirna. Yang tersisa hanyalah retakan, noda, dan kehampaan.


    Lihatlah ke atas. Kanopi dan atapnya compang-camping, seperti kain usang yang siap robek diterpa angin. Plafon-plafon berjatuhan, memperlihatkan rangka baja yang berkarat, menyisakan lubang-lubang menganga seperti luka yang tak diobati. Potongan material bangunan menggantung tak beraturan, menunggu giliran untuk ambruk, mengancam keselamatan siapa pun yang berada di bawahnya. Ini bukan sekadar kerusakan fisik; ini adalah simbol kehampaan dari sebuah perhatian.


    Dinding-dinding luar bercerita tentang kelembaban yang merajalela, noda hitam dan lumut menjadi saksi bisu minimnya perawatan. Cat mengelupas seperti kulit tua, memperlihatkan beton yang keropos di baliknya. Jendela-jendela berjeruji, yang seharusnya kokoh, justru terlihat rapuh, menambah kesan kumuh. Bahkan pipa-pipa yang seharusnya tertata rapi, kini menjulur tak jelas, menambah daftar panjang kealpaan.


    Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin sebuah instansi yang begitu krusial, yang setiap harinya menjadi denyut nadi pelayanan publik dan motor penggerak PAD kita, justru dibiarkan merana di tengah puing-puingnya sendiri? Bukankah ini adalah wajah kita sebagai pemerintah daerah? Bukankah ini adalah tempat di mana pelayanan vital diberikan kepada masyarakat? Lalu, mengapa kita membiarkan para abdi negara kita bekerja dalam kondisi yang memprihatinkan, bahkan membahayakan?


    Pertanyaan ini harus menggema dan menuntut jawaban dari Pemegang Kebijakan Kota Padang. Di mana anggaran pemeliharaan aset? Ke mana arah prioritas kita? Apakah kita begitu disibukkan dengan proyek-proyek baru hingga lupa merawat apa yang sudah ada, apa yang setiap hari memberikan sumbangan nyata bagi kota ini?


    Kita bicara tentang pelayanan prima, tentang tata kelola yang baik. Namun, bagaimana mungkin harapan itu terwujud di tengah lingkungan kerja yang tidak layak? Kondisi kantor yang rusak parah bukan hanya merusak citra pemerintah di mata warganya, tetapi juga secara langsung mengancam keselamatan para pegawai dan masyarakat yang datang berurusan. Ini juga meruntuhkan semangat kerja, mengikis produktivitas yang seharusnya menjadi pilar pembangunan.


    Gambar-gambar yang kami abadikan pada bulan Juni lalu adalah bukti tak terbantahkan. Ini bukan kerusakan mendadak, ini adalah akumulasi dari bertahun-tahun pengabaian. Bekas-bekasnya berbicara lantang: pelapukan ini telah terjadi dalam waktu yang panjang, tanpa ada sentuhan perbaikan yang berarti.


    Sudah saatnya kita, sebagai warga Padang, menuntut pertanggungjawaban. Sudah saatnya Pemerintah Kota Padang berhenti berpaling dan segera mengambil tindakan konkret. Renovasi bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan yang mendesak. Merawat aset daerah bukan sekadar tugas birokrasi; itu adalah wujud komitmen kita kepada kota ini, kepada para pejuang PAD yang bekerja di dalamnya, dan kepada masyarakat yang berhak atas pelayanan terbaik.


    Jangan biarkan ironi ini terus menggantung. Jangan biarkan sebuah gedung yang krusial bagi pendapatan kota, justru menjadi monumen bisu dari kelalaian. Mari kita pastikan, bahwa wajah kota kita, termasuk gedung-gedung pemerintahannya, mencerminkan martabat dan perhatian yang layak bagi sebuah kota yang kita cintai ini. 


    Padang, 30 Juli 2025

    Penulis: Andarizal, "Wartawan Biasa"

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini