PADANG - 22 JULI 2025 - Di bawah terik mentari Sumatera yang seringkali mendung, sebuah pemandangan memberikan secercah harapan kini terhampar di sepanjang Jalan Adinegoro, Padang. Bukan sekadar hiruk pikuk lalu lintas kota, melainkan deru mesin ekskavator dan kesibukan para pekerja konstruksi yang tengah mengukir masa depan yang lebih baik bagi warga sekitar. Proyek Penanganan Drainase Jalan Adinegoro kini tengah berjalan, sebuah inisiatif monumental yang diharapkan mampu menjadi penawar rasa cemas akan ancaman banjir yang selama ini membayangi.
Jalan Adinegoro, sebuah arteri vital di jantung kota Padang, selama bertahun-tahun dikenal bukan hanya karena fungsinya sebagai penghubung, tetapi juga sebagai "langganan" genangan air saat musim hujan tiba. Berada di dataran rendah, wilayah ini seolah menjadi cekungan raksasa yang menampung limpahan air, mengubah jalanan menjadi sungai dadakan dan menghambat aktivitas warga. Namun, kini, narasi itu mulai berubah.
Dengan anggaran fantastis senilai Rp. 1.717.324.000,00 yang bersumber dari APBN, proyek ini bukan main-main. Di bawah payung besar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Bina Marga, serta Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Barat, setiap langkah pengerjaan diawasi ketat. Papan informasi proyek yang berdiri kokoh di tepi jalan mengukuhkan komitmen ini: Nomor Kontrak HK.02.03/SKPD-PPKTP01/E3/345, ditandatangani pada 22 Mei 2025, dengan target penyelesaian 180 hari kalender oleh Kontraktor Pelaksana CV. Wirandia Karya, dan pengawasan ketat dari Konsultan Supervisi PT. Archimedia Consultan KSO PT. Manggala Karya Bangun Sarana KSO PT. Taru Nusantara.
Di balik tumpukan karung pasir, palang kayu, dan pita pengaman berwarna kuning-hitam yang membentang, terlihat jelas galian memanjang yang menjadi cikal bakal saluran drainase baru. Kedalaman galian menunjukkan keseriusan dalam penanganan masalah ini, dengan kerangka besi beton yang telah tersusun rapi, menanti penuangan semen untuk membentuk struktur kokoh penangkal banjir.
Antusiasme warga sekitar tak terbendung. Jumadil, seorang warga lokal berusia 47 tahun, tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. "Saya senang sekali dengan adanya pekerjaan drainase ini. Setidaknya nanti bisa mengatasi banjir," ujarnya dengan senyum lega. Senada dengan Jumadil, Ibu Yuniar (37) juga menitipkan harapannya. "Semoga proyek ini berjalan lancar dan tanpa hambatan. Atas adanya kegiatan ini, kami mengucapkan terima kasih banyak pada pihak terkait," tuturnya, merefleksikan perasaan lega ribuan warga yang kerap dirugikan oleh banjir.
Pujian juga mengalir deras kepada sosok di balik proyek ini. Seorang pengamat konstruksi terkemuka di Sumatera Barat, yang identitasnya enggan disebut, secara terang-terangan memberikan "acungan jempol" kepada Satker SKPD yang diketahui berinisial Susi. Menurutnya, Ibu Susi adalah sosok pemimpin yang ideal di mata bawahannya. "Baginya, pantang ada kegiatan yang mencolok apalagi proyek untuk kemaslahatan hidup orang banyak," ungkap pengamat tersebut. "Semua proyek berjalan mulus, sebab kualitas adalah modal utama baginya untuk melanjutkan proyek-proyek berikut. Beliau adalah sosok yang profesional dalam bidangnya. Hal ini terlihat jelas dalam kegiatan yang tengah dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana CV. Wirandia Karya di bawah pengawasan superketat PPK-PU Jecki."
Kualitas dan profesionalisme yang dijunjung tinggi oleh Ibu Susi dan PPK-PU Jecki menjadi kunci utama. Proyek drainase di Jalan Adinegoro ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga manifestasi dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan adanya proyek ini, diharapkan Jalan Adinegoro akan benar-benar menjadi jalan raya yang nyaman dan aman, bebas dari genangan air yang mengganggu, serta menjadi simbol gotong royong infrastruktur demi kesejahteraan bersama. Warga Padang kini bisa bernapas lega, menatap masa depan yang lebih cerah, di mana hujan tak lagi menjadi ancaman, melainkan berkah. (And)