PADANG - 3 AGUSTUS 2025 - Udara lembab khas Kota Padang berbaur dengan debu proyek. Di sudut jalan Kelurahan Belakang Tangsi, sebuah pemandangan baru mulai mencuri perhatian warga. Sebuah spanduk besar berdiri tegak, menjadi saksi dimulainya sebuah babak baru. Di bawah naungan Pemerintah Kota Padang dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, proyek rehabilitasi senilai lebih dari dua miliar rupiah tengah berjalan, menggeliat menghidupkan kembali bangunan tua yang dulunya bernama SDN 11 Belakang Tangsi.
Proyek ini, secara resmi tertulis sebagai "Rehabilitasi Sedang/Berat Sarana Prasarana dan Utilitas Lanjutan" untuk bekas sekolah dasar tersebut, dijadwalkan selesai pada 3 Juni 2025. Namun, di antara bisingnya mesin dan sibuknya para pekerja dari CV. Levia Cipta Konstruksi, narasi yang berkembang di kalangan warga sekitar jauh lebih dramatis dan penuh harapan.
Buk Ririn, seorang ibu berusia 36 tahun yang saban hari berjualan di dekat lokasi proyek, menyeka peluh di dahinya. Matanya berbinar saat menunjuk ke arah puing-puing yang dulunya adalah ruang kelas tempat anak-anak belajar. "Dulu sekolah ini sudah tidak memadai, Bu. Bangunannya tua, sering bocor kalau hujan," kenangnya. Namun, kini, di benak Buk Ririn dan ibu-ibu lainnya, masa depan gedung ini sudah terukir jelas. "Kami dengar, sekolah ini akan bertransformasi menjadi Kantor Dinas Pendidikan Kota Padang," ujarnya sembari diamini oleh ibu-ibu lain yang berkerumun. "Kenapa tidak, setidaknya dengan adanya pembangunan gedung perkantoran ini, kami warga sekitar juga merasakan manfaatnya."
Harapan yang disematkan warga ini menjadi cerminan dari semangat pembangunan yang menggerakkan kota. Gedung yang dulunya adalah tempat mencetak generasi muda, kini diharapkan akan menjadi pusat administrasi yang mengelola pendidikan di seluruh kota. Sebuah transisi yang sarat makna, dari tempat belajar yang statis menjadi pusat kebijakan yang dinamis.
Spanduk proyek mungkin hanya mencantumkan detail teknis—nama proyek, nomor kontrak, tanggal, dan nilai anggaran. Namun, di balik angka-angka tersebut, tersembunyi sebuah cerita tentang perubahan dan harapan. Bekas SDN 11 Belakang Tangsi bukan hanya direhabilitasi; ia sedang disiapkan untuk sebuah peran baru yang lebih besar, menjadi simbol nyata dari komitmen pemerintah kota dalam memajukan infrastruktur dan pelayanan publik.
Di balik pagar proyek, masa lalu dan masa depan berdialog. Dinding-dinding tua yang pernah menjadi saksi tawa dan tangis anak-anak kini disiapkan untuk mendengarkan diskusi dan pengambilan keputusan penting. Proyek ini bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan sebuah metamorfosis yang akan mengubah wajah kawasan, memberikan kebanggaan baru bagi warga, dan menempatkan sebuah gedung tua pada peta masa depan Kota Padang. (And)