SUMBAR - 21 SEPTEMBER 2025 - Bencana tak terduga datang menyapa senja. Tanggal 18 September 2025, pukul 19.20 WIB, bumi di kawasan Kelok Sembilan bergemuruh. Tebing-tebing megah yang selama ini menjadi saksi dari perjalanan, runtuh luluh lantak, memutus nadi penghubung dan membekukan denyut lalu lintas. Arus kehidupan yang biasanya mengalir deras di jalur utama, sempat terhenti, terkubur di bawah timbunan longsor.
Namun, semangat tak pernah padam. Di antara puing-puing tanah, para pejuang tanpa kenal lelah bekerja siang dan malam. Hanya dua hari berselang, pada tanggal 20 September, harapan kembali bersemi. Dua lajur jalan yang sempat tertelan tanah dan lumpur, kini telah terbuka. Seperti sungai yang kembali menemukan alirannya, kendaraan-kendaraan mulai bergerak perlahan, membawa kembali denyut nadi kehidupan.
Kepala Satker PJN Wilayah I Provinsi Sumatera Barat, Andi Mulya Rusli, ST., MT, berdiri di antara sisa-sisa longsoran. Dengan suara penuh ketegasan namun sarat kehangatan, ia mengingatkan para pengendara untuk selalu waspada. "Berhati-hatilah, jangan berhenti di jembatan ini. Patuhi rambu-rambu, karena keselamatan adalah tujuan kita bersama," imbaunya.
Ia juga menaruh perhatian khusus pada para pedagang. "Jembatan ini adalah urat nadi kita, bukan tempat berdagang," pesannya. "Jaga kelancaran dan keselamatan bersama, demi perjalanan yang selamat sampai tujuan."
Meskipun bekas luka masih terlihat, kini jalanan kembali hidup. Kelok Sembilan sekali lagi menjadi saksi ketangguhan manusia. Bencana mungkin datang dan pergi, namun semangat PJN Wilayah 1 Sumatera Barat, untuk bangkit dan membangun kembali akan selalu abadi.
(And)