PADANG - 11 SEPTEMBER 2025 - Di antara riuh kota yang tak pernah terlelap, dan gedung-gedung tinggi yang mencakar langit, ada sebuah kisah tentang kehangatan yang merajut harmoni. Bukan tentang perang, bukan pula tentang gemerlap yang menipu mata, melainkan tentang sentuhan kemanusiaan yang hadir di tengah kesibukan sehari-hari, sebuah inisiatif bernama Polantas Menyapa.
Baru baru ini, di bawah naungan Dirlantas Kombes Pol H.M. Reza Chairul Akbar Sidiq, Ditlantas Polda Sumbar turun ke jalan, menanggalkan sekat-sekat formal, dan memilih untuk berbaur. Mereka datang bukan dengan seruan, melainkan dengan telinga yang siap mendengar, tangan yang siap menolong, dan hati yang terbuka untuk berbagi. Di sudut-sudut kantor SAMSAT, di mana antrean panjang sering kali melahirkan kejenuhan, para petugas hadir sebagai embun pagi yang menyejukkan. Mereka duduk bersama, berbagi cerita, dan melayani dengan senyum tulus yang mematahkan dinginnya birokrasi.
Masyarakat yang semula hanya menganggap pembayaran pajak sebagai rutinitas yang melelahkan, kini menemukan makna lain. Di sana, di antara tumpukan berkas dan helaan napas yang sabar, mereka mendapatkan edukasi, pencerahan, dan yang paling utama, rasa dihargai. Seperti yang dirasakan oleh Suardi (37), seorang warga dari Lapai, Padang, yang berujar, "Alhamdulillah, layanan ini sungguh luar biasa. Kami dilayani dengan baik, seakan kami adalah bagian dari mereka." Kata-kata itu bukan sekadar pujian, melainkan gema dari sebuah hati yang merasakan kehadiran yang tulus.
Polantas Menyapa bukan hanya sekadar program, melainkan sebuah puisi pergerakan. Setiap langkah, setiap sapaan, dan setiap uluran tangan adalah bait-bait yang mengalir, menuturkan janji untuk mewujudkan "Lalu Lintas Modern yang Berkeselamatan Menuju Indonesia Emas". Ini adalah mimpi kolektif, sebuah kanvas besar yang dilukis bersama oleh masyarakat dan para penegak hukum.
Mimpi itu adalah tentang jalanan yang tak lagi dipenuhi ketakutan, melainkan dihiasi oleh kedisiplinan dan kesadaran. Sebuah jalanan di mana setiap pengendara bukan hanya patuh pada aturan, tetapi juga memahami esensi keselamatan sebagai sebuah tanggung jawab moral. Dan di tengah upaya ini, Polantas Menyapa berdiri sebagai mercusuar, memancarkan cahaya kebaikan, mengingatkan kita semua bahwa harmoni tidak hanya tercipta di dalam lagu, tetapi juga di setiap kilometer jalanan yang kita lalui bersama. (And)
