MATUR, SUMBAR - 9 NOVEMBER 2025 - Dentuman ritmik yang membangkitkan semangat, khas dari alat musik tradisional Tambua dan Tansa, menggema meriah di Lapangan Hijau Matur, Kabupaten Agam. Puncak acara "Pesona Tambua Tansa 2025," yang diinisiasi oleh Matur Creative Space, menjadi panggung kehormatan bagi generasi muda Minangkabau untuk menunjukkan kecintaan mereka terhadap warisan leluhur.
Kehadiran orang nomor satu di Sumatera Barat, Gubernur H. Mahyeldi Ansharullah, S.P., M.M., semakin memperkuat gaung festival tahunan ini. Secara simbolis, Mahyeldi membuka acara dengan memukul tambua, menandai dimulainya perhelatan akbar budaya yang tahun ini mengusung tema “Bakato Jo Gandang, Basuo Jo Budayo.”
Dalam sambutannya, Gubernur Mahyeldi menyampaikan rasa apresiasi dan bangga yang mendalam. Beliau menyoroti antusiasme luar biasa dari generasi muda yang hadir, tidak hanya sebagai penonton, tetapi sebagai pelaku aktif pelestarian seni.
"Festival ini bukan sekadar ajang pertunjukan seni, apalagi hiburan semata. Namun, ini adalah wujud nyata kecintaan kita terhadap warisan budaya. Di balik dentuman Tambua dan Tansa, tersimpan nilai-nilai luhur seperti kebersamaan, gotong royong, dan semangat perjuangan yang harus terus kita wariskan," tegas Mahyeldi, yang terlihat duduk khidmat didampingi jajaran Forkopimda dan tokoh adat setempat.
Mahyeldi memuji Matur Creative Space yang telah membuktikan bahwa seni tradisional dapat terus hidup dan menjadi identitas daerah. Menurut data, Festival Pesona Tambua Tansa ini diikuti oleh 31 peserta yang datang dari berbagai pelosok di Sumatera Barat, bahkan hingga provinsi Riau, menandakan bahwa daya tarik kesenian ini meluas.
Lebih lanjut, Gubernur Mahyeldi menaruh harapan besar pada acara ini agar dapat terus tumbuh dan semakin meriah di tahun-tahun mendatang.
"Saya berharap, acara seperti ini dapat terus menjadi lokomotif. Mari kita jaga terus budaya kita agar tradisi dapat tumbuh berdampingan dengan geliat ekonomi pariwisata daerah. Maju terus generasi muda pelestari budaya," harapnya, menutup sambutan yang disambut tepuk tangan riuh.
Melalui festival ini, Kabupaten Agam secara tegas menunjukkan komitmennya menjadikan pelestarian adat dan budaya sebagai program prioritas, sekaligus mengukuhkan posisi Tambua Tansa sebagai warisan budaya Minangkabau yang harus dihidupkan untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. (And)
