AGAM - 4 NOVEMBER 2025 - Sumatera Barat, dengan topografi berbukit dan curah hujan tinggi, seringkali dihadapkan pada tantangan alam yang serius, longsor. Ancaman ini bukan sekadar mengganggu perjalanan, melainkan juga memutus urat nadi ekonomi dan sosial antar kawasan. Salah satu titik kritis yang baru-baru ini menjadi fokus penanganan adalah ruas vital yang membentang dari Sp. Kumpulan hingga Sp. Taman (N.004), tepatnya di Km. 103+200, kawasan Koto Rantang, Kecamatan Palupuah, Kabupaten Agam.
Di lokasi ini, tebing yang curam dan labil telah berulang kali meluruh, menghamburkan material ke badan jalan, mengancam keselamatan pengguna, dan memaksa perlambatan laju logistik.
Menyikapi urgensi ini, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat melalui Satuan Kerja PJN Wilayah I Sumbar bergerak cepat. Di bawah komando Andi Mulya Rusli, ST., MT, Kepala Satker PJN Wilayah I Sumbar, tim teknis merumuskan solusi yang tidak hanya bersifat sementara, namun juga menawarkan kekuatan jangka panjang.
"Jenis penanganan yang kami lakukan adalah pemasangan bronjong," ungkap Andi Mulya Rusli. Namun, ini bukanlah bronjong biasa. Untuk memastikan daya tahannya menghadapi korosi dan tekanan alam yang ekstrem, digunakan kawat berlapis galvanis. Pemasangan bronjong ini, layaknya jaring baja yang kokoh, berfungsi ganda sebagai benteng penahan material tanah dan sebagai fondasi yang memperkuat struktur dasar tebing, menjamin tidak akan ada lagi longsoran susulan yang membahayakan.
Ikhtiar menjaga keamanan tidak berhenti pada tebing saja. Kelancaran dan durabilitas jalan juga menjadi prioritas. Bagian bahu jalan yang terdampak longsoran turut diperbaiki secara masif.
"Kami juga melakukan pekerjaan pengecoran bahu jalan," tambah beliau. Pengecoran ini menggunakan spesifikasi tinggi, yaitu beton mutu FC 20 Mpa. Mutu beton ini dipilih secara cermat untuk memastikan bahu jalan mampu menahan beban dan cuaca berat khas Sumatera, sekaligus menyediakan ruang aman bagi kendaraan yang melintas atau berhenti darurat. Tentu saja, operasi penanganan ini ditutup dengan langkah krusial, pembersihan total sisa material di sekitar lokasi, memastikan tidak ada lagi kerikil atau tumpukan tanah yang tersisa.
Kini, suara alat berat telah mereda. Debu konstruksi telah hilang. Ruas jalan di Palupuah tersebut telah kembali mulus, kokoh, dan aman. Seluruh pekerjaan konstruksi telah selesai dilaksanakan dan kini memasuki tahap pemeliharaan hasil pekerjaan.
Penanganan ini, seperti yang ditegaskan oleh Andi Mulya Rusli, merupakan langkah penting dalam menjamin kelancaran arus transportasi serta keamanan pengguna jalan. Bagi masyarakat Agam, ruas ini bukan sekadar jalan, melainkan jalur penghubung antara berbagai kawasan penting, penopang pergerakan ekonomi daerah.
Dengan rampungnya proyek ini, harapan besar pun tersemat, kondisi jalan nasional di wilayah Palupuah akan tetap terjaga mantap, memberikan kenyamanan dan keselamatan seutuhnya bagi setiap masyarakat yang melintas. Upaya kecil BPJN Sumbar di Km. 103+200 ini adalah bukti nyata komitmen menjaga konektivitas daerah, menaklukkan ancaman tebing demi lancarnya perjalanan rakyat. (And)

