PADANG - 4 NOVEMBER 2025 – Hanya tinggal menghitung jam. Besok, tepat pukul 10.00 WIB, denyut jantung Kota Padang, kota yang disebut-sebut memiliki potensi risiko tsunami tertinggi di dunia akan terhenti sejenak. Seluruh aktivitas di zona merah pesisir akan digantikan oleh satu gerakan serentak, evakuasi mandiri.
Pemerintah Kota Padang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) siap menggelar Simulasi Evakuasi Mandiri Gempa dan Tsunami berskala besar yang digadang-gadang sebagai yang terbesar di Indonesia. Kegiatan ini, jatuh pada Rabu, 5 November 2025, bukan sekadar latihan, ini adalah pengejawantahan dari kesadaran bahwa hidup berdampingan dengan ancaman bencana adalah sebuah keniscayaan.
Kota Padang, dengan sekitar 60% populasinya yang beraktivitas di kawasan perkiraan landaan tsunami, secara geografis berada di garis depan Ring of Fire. Kalaksa BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton, menegaskan bahwa kesiapan sudah dirancang jauh-jauh hari dan kini "mendekati rampung". Kesiapan ini tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga mental.
"Kami telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat di 55 kelurahan yang masuk zona merah. Seminar, workshop, gladi peta, dan gladi ruang telah dilaksanakan. Kami ingin edukasi pendidikan kebencanaan ini benar-benar meresap, menjadi insting," ungkap Hendri Zulviton. Pamflet telah disebar, memastikan setiap kepala keluarga mengetahui skenario yang harus dijalani.
Pukul 10.00 WIB akan menjadi penanda. Pertama, sirene akan meraung, menggetarkan udara, menandakan gempa bumi hebat telah terjadi. Ini adalah momen krusial untuk melaksanakan gerakan “Drop, Cover, and Hold On”.
Tidak lama kemudian, sirene akan kembali berbunyi dengan nada berbeda tanda peringatan bahwa tsunami tengah mengintai. Inilah saatnya. Warga di zona merah tidak lagi menunggu aba-aba dari petugas. Mereka diwajibkan untuk segera melakukan evakuasi mandiri, bergerak cepat namun tertib menuju Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang telah ditentukan.
Inilah inti dari simulasi ini, melatih kecepatan respons dan pemahaman alur evakuasi. Seluruh warga diimbau untuk tidak panik, berjalan cepat, dan yang terpenting, menghindari insiden sekecil apa pun.
Tantangan terbesar simulasi akbar yang melibatkan kurang lebih 200.000 jiwa ini adalah memastikan setiap individu mengetahui rute penyelamatan terdekat. Hendri Zulviton mengingatkan kembali bahwa titik-titik Tempat Evakuasi Sementara (TES) dapat diakses langsung oleh masyarakat.
“Warga silahkan membuka website padang.go.id untuk melihat langsung di mana titik tempat evakuasi sementara. Ikuti kegiatan ini dengan serius, tertib, dan hindari kejadian yang dapat membahayakan,” imbaunya.
Simulasi ini menyasar delapan kecamatan rawan, termasuk Padang Barat, Padang Selatan, dan Koto Tangah. Ini adalah janji Pemerintah Kota Padang untuk menjadikan warganya tangguh, mengubah panik menjadi aksi terukur, dan menjadikan kesiapsiagaan bencana sebagai budaya, bukan sekadar acara seremonial.
Besok, 5 November 2025, bukan hanya Padang yang menyaksikan latihan ini. Seluruh mata akan tertuju pada keberhasilan kota pesisir ini dalam menguji fondasi kesiapsiagaan di bawah ancaman alam yang nyata. Semoga simulasi ini menjadi langkah konkret dalam memastikan bahwa ketika bencana sesungguhnya datang, ribuan nyawa telah terlatih untuk terselamatkan. (And)
