-->
  • Jelajahi

    Copyright © Portalanda
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Jejak Sang Teknokrat, Perjalanan H. Zainal Arifin Menuju Kursi Sekda Pesisir Selatan

    Jumat, 19 Desember 2025, Desember 19, 2025 WIB Last Updated 2025-12-20T01:05:44Z

    Di bawah langit Kuala Lahang, Indragiri Hilir, pada 5 April 1970, seorang bayi laki-laki hadir kedunia. Tak ada yang menyangka bahwa kelak, anak kecil yang tumbuh di pesisir Riau ini akan menjadi dirigen utama bagi ribuan aparatur sipil negara di negeri seberang, Pesisir Selatan. Ia adalah H. Zainal Arifin, SKM, M.Kes.


    Perjalanan hidupnya bukan tentang lompatan instan, melainkan tentang langkah-langkah kecil yang konsisten dan haus akan ilmu.


    Masa kecil Zainal dihabiskan dengan aroma air pasang di Teluk Pinang. Setelah menamatkan pendidikan dasar dan menengah pada tahun 1986, ia mengambil langkah yang menentukan masa depannya: merantau ke Tanjung Pinang untuk masuk Sekolah Perawat Kesehatan (SPK). Di sinilah fondasi pengabdiannya diletakkan. Baginya, kesehatan bukan sekadar menyembuhkan yang sakit, melainkan tentang mengelola sistem yang menopang kehidupan orang banyak.


    Meski sudah bekerja, semangat belajarnya tak pernah padam. Zainal adalah sosok yang percaya bahwa birokrasi yang baik harus didorong oleh kecerdasan akademik. Dari Diploma III di Padang, ia terbang ke Jakarta untuk menaklukkan tantangan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.


    Puncaknya, pada tahun 2023, di tengah kesibukan sebagai pejabat daerah, ia berhasil menyematkan gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.Kes) dari universitas yang sama. Pendidikan inilah yang membentuk karakternya sebagai birokrat teknokratik—sosok yang mengambil keputusan berdasarkan data, sistem, dan kebijakan yang terukur.


    Karier Zainal Arifin adalah potret nyata seorang pegawai yang merangkak dari bawah. Ia tidak langsung duduk di kursi empuk kekuasaan. Ia memulai sebagai Kepala Sub Bagian yang mengurusi urusan umum dan kepegawaian. Pengalaman "di dapur" birokrasi ini membuatnya paham betul denyut nadi dan kesulitan yang dihadapi staf di level akar rumput.


    Kepercayaan pun datang bertubi-tubi. Ia dua kali dipercaya menakhodai Dinas Kesehatan Indragiri Hilir, lalu naik kelas menjadi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Bahkan, pengalamannya sempat merambah ke level nasional di Kementerian Lingkungan Hidup, sebelum akhirnya kembali ke Riau untuk memimpin RSJ Tampan.


    Takdir kemudian membawa Zainal ke Sumatera Barat. Sebagai seorang Sumando (menantu) di Baruang-Baruang Balantai, Tarusan, ia bukan lagi orang asing bagi masyarakat Pesisir Selatan. Ada ikatan emosional dan tanggung jawab moral yang ia bawa saat resmi dilantik sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) pada 19 Desember 2025.


    Kini, di pundaknya terletak harapan bagi lebih dari 12 ribu ASN di Kabupaten Pesisir Selatan. Ia bukan sekadar pemimpin administratif, melainkan seorang "Panglima Birokrasi" yang diharapkan mampu meramu pengalaman panjangnya di dunia kesehatan dan manajemen publik untuk menciptakan pelayanan yang lebih disiplin, sistematis, dan menyentuh hati masyarakat.


    Kisah Zainal Arifin adalah pengingat bahwa kepemimpinan yang kuat lahir dari ketekunan menuntut ilmu dan kesediaan untuk memulai segala sesuatunya dari titik paling bawah.


    Sumbar, 20 Desember 2025

    Penulis: Andarizal


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini