Di bawah langit Sumatera Barat yang mendung, tepatnya pada (24 Maret 2025), kawasan Sitinjau Lauik menjadi pusat perhatian. Gubernur Mahyeldi memimpin langsung kegiatan survei jalan yang dikenal rawan longsor. Didampingi oleh Kepala Dinas Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang (BMCKTR) Dr. Era Sukma Munaf, ST, MM, MT, serta kehadiran Kepala Dinas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), survei ini bukan sekadar peninjauan biasa, melainkan sebuah misi penting untuk melindungi nyawa dan kelancaran arus transportasi.
Sitinjau Lauik, dengan panorama alamnya yang memukau, menyimpan potensi bahaya tersembunyi. Kontur tanahnya yang labil, ditambah curah hujan tinggi yang sering mengguyur, menjadikannya langganan longsor. Kondisi ini tak hanya mengancam keselamatan pengguna jalan, tetapi juga menghambat roda perekonomian masyarakat sekitar.
Gubernur Mahyeldi, dengan raut wajah penuh kepedulian, menelusuri setiap jengkal jalan yang berpotensi longsor. Beliau tak ingin ada lagi korban jiwa akibat bencana ini. "Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama kami," tegasnya.
Kepala Dinas BMKG, dengan peralatan canggih di tangan, memberikan analisis mendalam tentang kondisi cuaca dan potensi pergerakan tanah. Informasi ini menjadi landasan penting dalam merumuskan langkah-langkah mitigasi yang tepat sasaran.
Sementara itu, Dr. Era Sukma Munaf menjelaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen untuk segera mengambil tindakan nyata. "Kami akan bekerja keras untuk memperkuat infrastruktur jalan, memasang sistem peringatan dini, dan melakukan edukasi kepada masyarakat," ujarnya.
Survei ini bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari sebuah perjuangan panjang. Pemerintah daerah Sumatera Barat, dengan semangat gotong royong, bertekad untuk menjadikan Sitinjau Lauik sebagai jalur yang aman dan nyaman bagi semua orang.
Editor: Andarizal