Lngit biru di atas Kabupaten Dharmasraya seolah menjadi saksi dari sebuah ambisi besar. Di sana, di tepian Sungai Batang Timpeh yang mengalir tenang, terpancang sebuah papan informasi proyek yang mengumumkan dimulainya sebuah babak baru dalam upaya pengendalian banjir. Bukan sembarang proyek, melainkan bagian dari visi besar Kementerian Pekerjaan Umum, melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dan Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang, untuk mengamankan masa depan masyarakat dari ancaman bah.
Proyek raksasa ini, diberi nama "Pembangunan Sarana/Prasarana Pengendalian Banjir Kabupaten Dharmasraya (Tahap II)", adalah penanda komitmen serius pemerintah terhadap keselamatan warganya. Dengan nomor kontrak HK0201-Bws5.10.1/01, dan ditandatangani pada tanggal 14 April 2025, proyek ini menorehkan angka fantastis dalam anggaran: Rp 52.173.425.430,00. Sebuah nilai yang tidak main-main, setara dengan lima puluh dua miliar seratus tujuh puluh tiga juta empat ratus dua puluh lima ribu empat ratus tiga puluh Rupiah, yang didanai sepenuhnya dari SBSN (Surat Berharga Syariah Negara).
PT. Basuki Rahmanta Putra adalah nama yang tertera sebagai pelaksana proyek vital ini, dengan tenggat waktu 260 hari kalender untuk menyelesaikannya. Tak sendiri, mereka didampingi oleh konsultan pengawas yang kredibel: PT. Saran Bhuana Jaya, KSO PT. Indra Karya (Persero), dan KSO PT. Geo Dinamik Konsultan, sebuah kolaborasi yang diharapkan mampu menjaga mutu dan akuntabilitas pekerjaan.
Namun, seperti halnya setiap proyek besar, bayang-bayang pertanyaan dan keraguan kerap menyertai. Sebuah pemberitaan sebelumnya salah satunya media online mitrarakyat.com sempat menyisakan tanda tanya di benak publik. Menanggapi hal tersebut, Suhetman, (1/7) sang pengawas lapangan yang sehari-hari berjibaku di lokasi proyek, akhirnya angkat bicara. Raut wajahnya menunjukkan sedikit keprihatinan, namun nadanya tegas dan penuh keyakinan.
"Saya sangat menyayangkan pemberitaan tersebut," ujarnya, sembari mengakui bahwa keterlambatannya dalam memberikan klarifikasi semata-mata karena kesibukan yang luar biasa di lapangan. "Kita bukan diam, tapi karena kesibukan," imbuhnya, menjelaskan ritme kerja yang padat dan menuntut konsentrasi penuh.
Suhetman menegaskan bahwa baik pihak rekanan maupun pengawasan dari Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang telah berkomitmen penuh untuk bekerja secara profesional. "Dalam melaksanakan kegiatan, kita tetap mengacu pada apa yang tertuang dalam kontrak," tegasnya. Ia bahkan dengan gamblang menyatakan bahwa tidak ada sedikit pun niat atau upaya untuk melenceng dari ketentuan kontrak kerja yang telah disepakati.
Pernyataan Suhetman ini seolah menjadi angin segar, menepis keraguan dan menegaskan kembali komitmen proyek ini untuk berjalan lurus, sesuai koridor yang telah ditetapkan. Di tengah gemuruh alat berat dan hiruk pikuk pekerja, harapan masyarakat Dharmasraya akan bebas dari ancaman banjir kini berada di tangan para pekerja profesional ini. Sungai Batang Timpeh akan menjadi saksi bisu, bukan hanya pembangunan fisik, tetapi juga integritas dan dedikasi dalam mewujudkan masa depan yang lebih aman dan sejahtera. (And)