Dari Landasan BIM, Wakil Ketua DPRD Padang Merakyat Ini Langsung Atur Agenda Publik
PADANG - 19 MEI 2025 - Guncangan halus namun pasti menandai akhir perjalanan udara. Roda pesawat akhirnya menyentuh aspal landasan pacu dengan sempurna, mengakhiri penerbangan dari Jakarta. Di balik jendela kaca, pemandangan hijau terhampar luas, khas tanah Sumatera Barat yang subur. Proses yang akrab disebut "landing" itu baru saja usai di Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM).
BIM, gerbang udara utama menuju Ranah Minang, berlokasi strategis di Ketaping, wilayah Kabupaten Padang Pariaman. Letaknya kurang lebih 23 kilometer di barat laut pusat Kota Padang, cukup dekat namun cukup jauh untuk menawarkan ketenangan dari hiruk-pikuk kota. Di sinilah, di bandara yang senantiasa sibuk menyambut kedatangan dan melepas kepergian, cerita kecil ini berawal.
Begitu pesawat berhenti sempurna dan pintu terbuka, gelombang penumpang mulai bergerak. Di antara mereka, sosok yang tak asing di kancah politik lokal, Bapak Mastilizal Aye, Wakil Ketua DPRD Kota Padang, tampak bersiap. Beliau yang memang dikenal dengan gaya merakyat-nya, tak menunggu waktu lama. Bahkan sebelum sepenuhnya beranjak dari area kedatangan, tangannya sudah meraih telepon genggam dari saku.
Layar ponsel menyala, memancarkan cahaya di tengah keramaian. Dengan jemari yang cekatan, ia membuka aplikasi pesan. Tujuannya jelas: seseorang yang ia anggap sebagai "Mitra" dalam berbagai urusan publik. Beberapa ketukan cepat, dan pesan pun tertulis. Isinya lugas, namun padat rencana:
"Sip Oke. Firdaus Abe, minta Fodcast jo apak besok, tentang KONI sumbar," demikian bunyi pesan yang terkirim, mengisyaratkan sebuah agenda penting terkait perkembangan olahraga di Sumatera Barat.
Momen singkat membuka ponsel dan mengirim pesan itu mungkin terlihat sepele di tengah ribuan aktivitas di bandara. Namun, bagi Mastilizal Aye, hal itu mencerminkan dinamikanya sebagai wakil rakyat yang responsif dan selalu terhubung, bahkan di saat-saat transisi seperti setelah mendarat. Rencana diskusi publik melalui podcast tentang KONI Sumbar ini adalah bukti bahwa tugas dan komunikasi terus berjalan, seiring langkahnya kembali menjejakkan kaki di Bumi Minang. Sebuah landing yang bukan hanya akhir dari sebuah penerbangan, tetapi juga awal dari agenda publik berikutnya. (And)