-->
  • Jelajahi

    Copyright © Portalanda
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Mencari Cahaya di Balik Kabut: Menemukan Keluarga Sejati di Antara yang Acuh

    Sabtu, 24 Mei 2025, Mei 24, 2025 WIB Last Updated 2025-05-24T15:46:44Z

    Di tengah sunyi malam, ketika rembulan menggantung seperti perahu perak di langit pekat, aku tersentak. Bukan oleh guntur, melainkan oleh gemuruh di dada. Pertanyaan itu, bagai duri dalam daging, kembali menghunjam: akankah mereka, yang telah kuanggap akar dari pohon kehidupanku, kini acuh, tak peduli lagi pada ranting ini?

    Nyanyian Hati yang Terluka

    Suara hatiku, yang tersembunyi di relung terdalam, berbisik lirih, namun penuh keyakinan. "Jika benar engkau adalah bagian dari keluarga, seulas daging dari daging mereka, setetes darah dari darah mereka," demikian bisiknya, "maka mereka pasti peduli. Mereka akan bertanya tentang kabarmu, bagai pelaut menanti kabar dari samudra. Mereka akan hadir, tak hanya di taman-taman kebahagiaan yang dipenuhi tawa, namun juga di lembah-lembah kesedihan, di mana air mata mengalir menjadi sungai. Mereka takkan pernah menjauh, bagai bayangan yang setia menemani langkah."

    Namun, realita seringkali lebih pahit dari empedu. Ada bayangan yang tak setia, ada hati yang tak sejalan, meski kita telah mengira mereka adalah kembaran jiwa. Maka, kata hati itu kembali berujar, dengan nada yang lebih tegas, namun tetap syahdu: "Lupakan saja mereka yang tak peduli itu. Ada keluarga lain, yang siap menjadi dermaga saat badai menghantam, yang akan ada di kala suka maupun lara. Anggap saja mereka itu tak pernah ada, bagai kabut yang lenyap diterpa mentari pagi."

    Belajar Melepaskan Rantai yang Mengikat

    Perhatikanlah: seberapa pun besar perhatianmu pada jiwa-jiwa yang tak mengenal peduli, seberapa pun tulusnya kebaikan yang kau tabur, di hati mereka takkan ada jejak yang berkesan. Mereka adalah spesies yang mungkin terlahir dengan jiwa yang hanya haus penghargaan, namun lupa bagaimana cara menghargai. Bagai cermin yang hanya memantulkan apa yang ada di depannya, tanpa mampu merasakan kedalaman hati yang lain.

    Maka, selagi belum terlambat, selagi benang-benang takdir belum terlanjur kusut, singkirkan mereka yang berkarakter demikian dari lembaran hidupmu. Campakkan mereka, bagai dedaunan kering yang jatuh dari ranting. Jangan hiraukan lagi mereka, bagai angin lalu yang tak perlu disesali kepergiannya. Enyahlah dari ikatan yang hanya menguras energi dan tak membawa setitik pun dampak positif bagi sangkar jiwamu.

    Merengkuh Kembali Cahaya Diri

    Jangan takut, jiwaku yang berharga. Langit tak selebar daun kelor. Di luar sana, terhampar samudra manusia yang luas, di mana banyak hati yang bisa menghargaimu seutuhnya, yang mengerti akan denyut nadi hidupmu, yang akan ada di kala engkau terpuruk, bagai mercusuar di tengah badai. Mereka akan selalu bertanya tentang keadaanmu, meskipun tak ada ikatan darah yang menyatukan. Karena ikatan hati, seringkali, jauh lebih kuat dari sekadar garis keturunan.

    Jadi, biarkan masa lalu menjadi pelajaran, bukan penjara. Buka jendela hatimu, dan biarkan cahaya baru masuk. Anda akan menemukan bahwa ada banyak keindahan dan kehangatan yang menunggu di balik awan mendung. 

    Padang, 23 Mei 2025 

    By: Andarizal

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini