Putri Afridon dan Mesayu Shinta Rossana, Ayu Sarah Annisa, Resmi Sandang Gelar Sarjana Sains dari Unand
Diantara ribuan wajah bahagia yang memenuhi auditorium Universitas Andalas (Unand) pada Sabtu, 3 Mei 2025, terpancar aura kebanggaan yang istimewa dari sosok Ayu Sarah Annisa. Hari itu, putri sulung pasangan Afridon dan Mesayu Shinta Rossana ini resmi menggenggam gelar Sarjana Sains (S.Si) dari Program Studi Fisika, FMIPA Unand, menandai puncak perjalanan akademis yang penuh dedikasi dan perjuangan.
Momen wisuda tersebut tak hanya menjadi penutup babak perkuliahan bagi Ayu, tetapi juga sebuah perayaan atas serangkaian prestasi dan karakter mulia yang telah ia pupuk sejak belia. Lahir di Pekanbaru pada 27 November 2002, kecerdasan Ayu telah terlihat bahkan sebelum ia mengenal bangku sekolah dasar. Di SD Nurul Ilmi, ia sudah mampu menorehkan kata "Roti" dengan lancar di hadapan gurunya pada hari pertama masuk sekolah – sebuah anekdot kecil yang menggambarkan bakat dan kematangannya yang melampaui usianya.
Perjalanan pendidikan Ayu terus berlanjut dengan cemerlang. Di SMP Ar Risalah Lubuk Minturun dan kemudian di madrasah unggulan MAN Insan Cendekia Padang Pariaman, Ayu tak hanya dikenal sebagai siswi yang cerdas dan rajin, tetapi juga memiliki kedekatan spiritual yang kuat. Aktivitasnya dalam mengikuti lomba hafiz Al-Qur'an, bahkan di kalangan mahasiswa Unand saat ia masih di bangku sekolah menengah, menjadi bukti keteguhan imannya.
Takdir memang terkadang memiliki jalannya sendiri. Impian awal Ayu untuk memasuki dunia Kedokteran membawanya mendaftar ke Unand dengan pilihan pertama di bidang tersebut. Namun, garis tangan mengarahkannya ke Program Studi Fisika. Sebuah pilihan yang mungkin awalnya terasa asing, namun kini terbukti menjadi jalan yang mengantarkannya pada pencapaian gemilang. Kisah Ayu menjadi pengingat bahwa setiap jalan yang dijalani dengan ketekunan, keikhlasan, dan kerja keras, pada akhirnya akan berujung pada keberhasilan yang patut dibanggakan.
Rasa haru yang tak terperi memancar dari wajah Ayahanda Afridon, 50 tahun. Melihat putrinya kini menyandang gelar Sarjana Sains, ia sulit menyembunyikan air mata kebahagiaan dan kebanggaan. "Anakku tercinta, Ayah tak bisa menyembunyikan rasa bangga melihatmu menyandang gelar Sarjana Sains. Ini adalah buah dari kerja keras dan doa-doamu. Teruslah melangkah dengan rendah hati, dan jadikan ilmumu bermanfaat bagi banyak orang. Ayah bangga padamu!" bisiknya, sarat makna.
Senada dengan sang ayah, sang bunda, Mesayu Shinta Rossana, 48 tahun, tak kalah meluapkan kebahagiaannya. Dengan tatapan penuh kasih, ia berujar, "Bunda bangga luar biasa! Gelar S.Si ini bukan sekadar huruf di belakang nama, tapi simbol dari perjuanganmu. Teruslah bermimpi, jadilah perempuan tangguh dan rendah hati. Bunda akan selalu ada dalam setiap doamu." Pesan yang lembut namun menguatkan, menjadi bekal berharga bagi Ayu dalam menapaki babak kehidupan selanjutnya.
Kabar bahagia kelulusan Ayu Sarah Annisa dengan cepat menyebar, membanjiri lini masa media sosial dengan ucapan selamat dan apresiasi. Banyak yang merasa terinspirasi oleh perjalanan hidupnya – dari seorang gadis kecil yang sudah menunjukkan kecerdasan luar biasa, tumbuh menjadi pribadi yang taat beragama, hingga akhirnya menuntaskan pendidikan tingginya dengan semangat pantang menyerah. Kisah Ayu menjadi bukti nyata bahwa kombinasi antara potensi diri, ketekunan dalam belajar, dan kekuatan spiritual dapat mengantarkan seseorang meraih cita-cita dan menjadi inspirasi bagi lingkungannya. Kini, dunia menanti kontribusi Ayu Sarah Annisa, Sarjana Sains baru, untuk menjadikan ilmunya bermanfaat bagi kemajuan bangsa. (And)