PADANG - 2 JULI 2025 - Di tengah hiruk-pikuk agenda legislatif dan tuntutan keseharian, Wakil Ketua DPRD Kota Padang, Mastilizal Aye, memilih meluangkan waktu berharganya untuk sebuah misi yang jauh lebih personal dan menyentuh hati, mengunjungi anak-anak stunting di sudut-sudut Kota Padang. Sebuah inisiatif sederhana, namun sarat makna, yang menegaskan bahwa fungsi wakil rakyat tidak hanya berhenti pada meja rapat dan peraturan, melainkan juga meresap hingga ke akar rumput persoalan masyarakat.
Baru-baru ini, kehangatan senyum Mastilizal Aye terpancar di Kelurahan Kampung Lapai, sebuah wilayah yang menjadi saksi perjuangan beberapa keluarga melawan ancaman stunting pada buah hati mereka. "Alhamdulillah, dari sembilan orang anak stunting di Kelurahan Kampung Lapai, tiga orang sudah kami kunjungi," ujar Mastilizal Aye dengan nada syukur, merefleksikan langkah awal dari sebuah perjalanan panjang.
Kunjungan ini bukan sekadar formalitas. Dalam setiap langkahnya, terasa betul bagaimana Mastilizal Aye berupaya mendekatkan diri, mendengarkan, dan merasakan denyut nadi kehidupan keluarga-keluarga yang menghadapi tantangan ini. Bukan hal yang mudah bagi orang tua untuk melihat tumbuh kembang anaknya terhambat, dan kehadiran seorang pemimpin yang peduli bisa menjadi secercah harapan di tengah keterbatasan.
Momen puncak dari kunjungan ini adalah ketika Mastilizal Aye secara langsung menyerahkan paket sembako kepada keluarga anak stunting. Sebuah simbol kepedulian yang nyata, yang diharapkan dapat sedikit meringankan beban dan memberikan nutrisi esensial bagi tumbuh kembang optimal anak-anak tersebut. Lebih dari sekadar bantuan materi, gestur ini adalah sebuah janji tak terucapkan bahwa mereka tidak berjuang sendirian.
Namun, Mastilizal Aye tak berhenti di situ. Dengan semangat yang tak padam, ia mengikrarkan kelanjutan komitmennya. "Kita lanjut minggu besok Pak Lurah, Pak RW dan ibuk-ibuk Kader," janjinya, menegaskan bahwa upaya penanganan stunting adalah sebuah kerja kolektif yang berkelanjutan. Kalimat itu bukan sekadar pernyataan, melainkan sebuah ajakan kolaborasi, sebuah seruan untuk bergerak bersama demi masa depan generasi muda Padang.
Inisiatif Mastilizal Aye ini adalah potret nyata bagaimana seorang wakil rakyat dapat berperan lebih dari sekadar perumus kebijakan. Ia adalah jembatan penghubung antara aspirasi masyarakat dengan kebijakan pemerintah, sekaligus tangan yang mengulurkan bantuan langsung kepada mereka yang membutuhkan. Kisah Mastilizal Aye dan anak-anak stunting di Kampung Lapai adalah pengingat bahwa kepemimpinan sejati berakar pada empati, dan bahwa setiap langkah kecil yang diambil dengan hati, dapat merajut asa dan menciptakan perubahan yang berarti. Semoga langkah ini menjadi inspirasi bagi lebih banyak pihak untuk terlibat aktif dalam upaya penanganan stunting, demi terciptanya generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. (And)
