SUMBAR - 29 JUNI 2025 - Di jantung Sumatera Barat, tepatnya di Kabupaten Dharmasraya, sebuah perubahan tengah menggeliat. Bukan hanya sekadar pembangunan fisik, melainkan sebuah metamorfosis yang mengalirkan harapan, serupa air yang kini deras mengairi sawah-sawah petani. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, telah memulai babak baru dalam menghidupkan kembali denyut nadi pertanian di wilayah ini, dengan melanjutkan Rehabilitasi Irigasi Batang Hari.
Puluhan tahun lamanya, sistem irigasi di berbagai pelosok negeri telah menua, memudar seiring waktu, dan Batang Hari tak terkecuali. Saluran-saluran yang seharusnya mengalirkan kehidupan, justru dipenuhi lumpur, semak belukar, dan air yang hitam pekat—sebuah pemandangan yang menyayat hati bagi para petani yang menggantungkan hidup pada aliran air tersebut. Kinerja pelayanan air yang menurun drastis telah menjadi mimpi buruk yang berulang. Rehabilitasi, kini, bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan mendesak.
Proyek rehabilitasi ini adalah bukti komitmen PUPR. Dikelola oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V Padang, di bawah komando Bapak Naryo Widodo sebagai Kepala Balai, dengan dukungan tak ternilai dari Tosweri, ST, MT sebagai Kepala Satuan Kerja (Kasatker), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), serta seluruh pelaksana lapangan BWSS-V Padang, setiap langkah diambil dengan cermat. Mereka bukan hanya membangun infrastruktur, tapi juga merajut kembali asa yang sempat pudar. Sebuah kolaborasi apik antara kontraktor pelaksana yang handal dan konsultan pengawas yang teliti memastikan bahwa setiap pekerjaan berlangsung dengan presisi, bergerak maju menuju target waktu yang telah ditetapkan.
Di lapangan, perubahan itu sudah mulai terasa. Maswi (35), seorang warga lokal, tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. "Sebelum ada proyek irigasi, air di daerah kami terlihat hitam dan kumuh karena tidak mengalir," kenangnya, sorot matanya menunjukkan kelegaan yang mendalam. "Kini, sudah nampak dampaknya. Air lancar dan telah mengaliri sawah kami!" Suaranya bergetar, memancarkan rasa syukur yang mendalam. Aliran air yang jernih kini menjadi nadi baru bagi lahan-lahan pertanian yang sempat kering dan merana.
Pemandangan yang dahulu didominasi semak belukar dan kesan kumuh, kini telah bertransformasi menjadi panorama yang memukau. Samsul (42), yang juga seorang warga setempat, mengamini ucapan Maswi. "Serasa seperti mimpi," ujarnya, menunjuk ke arah saluran irigasi yang kini bersih dan terawat. "Panorama alam sekitarnya menjadi terlihat indah dan kawasan mulai terbuka." Perubahan ini melampaui sekadar fungsi irigasi; ia telah menciptakan dampak positif yang meluas terhadap lingkungan dan, yang tak kalah penting, geliat ekonomi lokal. Akses yang lebih baik, lingkungan yang lebih sehat, dan lahan pertanian yang produktif adalah resep sempurna untuk kemajuan.
Di tengah kebahagiaan ini, ada satu harapan yang menggema dari bibir para warga: semoga proyek ini dapat selesai tepat waktu. Ini adalah harapan yang wajar, mengingat begitu besar manfaat yang telah mereka rasakan, bahkan di tahap awal pengerjaan. Atas nama seluruh warga, Maswi dan Samsul tak lupa menghaturkan terima kasih yang tulus kepada Kementerian PUPR, BWS Sumatera V Padang, serta rekanan yang telah bekerja secara profesional. "Semoga proyek ini betul-betul dirasakan manfaatnya," ujar mereka, senyum merekah di wajah yang kini dipenuhi optimisme.
Rehabilitasi Irigasi Batang Hari bukan sekadar proyek infrastruktur biasa. Ini adalah kisah tentang bagaimana air, yang dahulu terabaikan, kini kembali mengalirkan kehidupan. Ini adalah cerita tentang harapan yang kembali tumbuh subur di lahan-lahan pertanian Dharmasraya, tentang masyarakat yang kembali berdaya, dan tentang komitmen pemerintah yang berbuah nyata di tengah-tengah masyarakat. Air yang mengalir lancar di Batang Hari, adalah simbol kebangkitan, sebuah janji akan masa depan yang lebih cerah bagi seluruh warga. (And)