-->
  • Jelajahi

    Copyright © Portalanda
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Merah Putih: Bukan Sekadar Kain, Tapi Jantung Bangsa

    Minggu, 17 Agustus 2025, Agustus 17, 2025 WIB Last Updated 2025-08-17T15:38:43Z

    Di balik gemuruh sejarah dan bisikan angin, berkibar sehelai kain yang melampaui makna materi. Ia bukan sekadar kain, melainkan jantung bangsa yang berdenyut dalam ritme keberanian dan ketulusan. Merah Putih, benderaku, adalah puisi visual yang mengisahkan cinta, pengorbanan, dan harapan yang tak pernah padam.

    Merahnya bukan sekadar warna, melainkan percikan darah para pahlawan yang tumpah demi sebuah janji kemerdekaan. Ia adalah keberanian yang membakar semangat, keberanian yang menolak untuk tunduk, dan keberanian yang mengalir dari suci hati bangsaku. Putihnya bukan hanya representasi kesucian, tetapi juga ketulusan jiwa yang mendasari setiap perjuangan. Mereka adalah dua warna yang tak mudah terjahit menjadi satu, namun dalam ikatan tak terlihat, mereka berpadu dalam harmoni yang sempurna.


    Benderaku bukanlah kain yang mudah sobek oleh derita. Ia adalah perwujudan dari daya tahan, cerminan dari ketabahan yang tak tergoyahkan oleh badai sejarah. Merah Putih adalah warisan yang lebih dari sekadar memorabilia; ia adalah kompas spiritual yang menuntun langkah generasi demi meraih masa depan yang lebih cemerlang.


    Kemerdekaan, sebagaimana yang tertulis dalam narasi ini, adalah lebih dari sekadar lepas dari belenggu fisik. Ia adalah pembebasan dari kebodohan, kecurangan, kemiskinan—penjajahan yang tak terlihat, yang dirancang oleh para pengkhianat dan pendusta bangsa. Kemerdekaan sejati adalah ketika setiap anak bangsa dapat menghirup udara keadilan dan kemakmuran tanpa syarat.


    Dengan cinta dan penghormatan, mari kita jaga amanat ini. Semoga Merah Putih tak pernah pudar di hadapan dunia, dan semoga Allah SWT senantiasa melindungi bangsa ini dari kejahatan dan kelicikan yang merusak pondasi kemerdekaan. 


    (Diadaptasi dari tulisan Tuanku Syekh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani)


    Padang, 17 Agustus 2025

    Editor: Andarizal, "Wartawan biasa"

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini