AGAM - Malam itu, (16/8) Lapangan Dusun Tapi di Nagari Kamang Tangah Anam Suku disulap menjadi sebuah panggung megah yang memukau. Cahaya sorot lampu menari-nari di kegelapan malam, menyapu ribuan pasang mata yang tumpah ruah, seolah tak ingin melewatkan satu detik pun dari persembahan seni yang mempesona. Gemuruh tepuk tangan dan sorak sorai riuh menyambut setiap penampilan, menandai puncak perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-80 dan perpisahan manis mahasiswa KKN Unand Padang.
Acara yang bertajuk "SAMIA Art and Culture and Performance" ini bukan sekadar pentas seni biasa. Ini adalah wujud nyata dari kecintaan generasi muda terhadap warisan budaya Minangkabau yang belakangan mulai jarang diminati. Nanda, Ketua Panitia SAMIA Art, dengan mata berbinar penuh haru, mengungkapkan, “Malam ini kami buktikan bahwa seni dan budaya Minangkabau itu hidup. Kami hadirkan kembali dari tangan-tangan pemuda yang haus akan kreativitas.”
Di bawah rembulan yang seolah turut menjadi saksi, berbagai pertunjukan seni tampil memukau. Ada tarian-tarian tradisional yang mengalirkan keindahan gerak, ada pertunjukan Randai yang penuh kisah dan pesan, dan ada pula teatrikal yang menggetarkan hati. Setiap seniman yang tampil, baik yang berbusana tradisional maupun modern, seolah menumpahkan seluruh jiwa dan raga mereka di atas panggung, memberikan suguhan yang tak terlupakan bagi masyarakat.
Imam, salah satu koordinator sanggar seni setempat, menambahkan bahwa acara ini adalah hasil gotong royong dan semangat kebersamaan yang luar biasa. “Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan seluruh masyarakat, baik yang di kampung maupun yang di perantauan. Mereka yang jauh di sana, tetap merasa dekat dan memberikan doa terbaik untuk kami. Ini adalah panggung kita bersama,” ujarnya penuh syukur.
Semangat yang membara dari anak-anak muda ini juga turut menggetarkan hati Camat Kamang Magek, Fikri Aulia Isman. Dalam sambutannya, ia tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. “Saya terharu melihat antusiasme masyarakat yang luar biasa. Ini adalah bukti bahwa semangat Gen-Z di lingkungan kami tidak padam. Kalian adalah kebanggaan kami, ‘the best’ buat anak-anak muda panitia SAMIA Art,” puji sang Camat, disambut sorakan meriah dari penonton.
Tak hanya dihadiri oleh masyarakat, acara ini juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah setempat. Anggota DPRD Kabupaten Agam, Novi Irwan, turut hadir dan secara resmi membuka acara. Kehadiran beliau menjadi simbol restu dan apresiasi dari pimpinan daerah terhadap inisiatif positif para pemuda. Selain itu, BAZNAS Agam juga turut berpartisipasi dengan memberikan bantuan kepada 10 warga kurang mampu, menambah makna sosial pada acara yang sudah kaya akan nilai budaya ini.
Malam semakin larut, namun kehangatan dan kebersamaan di Lapangan Dusun Tapi tak sedikit pun memudar. Di penghujung acara, harapan untuk masa depan yang lebih cerah pun digaungkan. “Kami berharap acara ini bisa terlaksana setiap tahun, sehingga bisa menjadi magnet bagi pariwisata dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” pungkas Imam.
Pentas seni “SAMIA Art” bukan hanya sekadar acara perayaan, melainkan sebuah narasi tentang bangkitnya kembali semangat seni dan budaya di tengah-tengah generasi muda. Ia adalah sebuah pesan, bahwa tradisi bukanlah sesuatu yang usang, melainkan sebuah harta karun yang harus terus dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan dengan sentuhan kreativitas baru. Malam itu, di Kamang Tangah Anam Suku, semua orang pulang dengan hati yang penuh kebanggaan, dan keyakinan bahwa warisan luhur mereka akan terus hidup, bersemi, dan menginspirasi. fjr