PADANG - 9 AGUSTUS 2025 - Di bawah terik matahari Padang, sebuah pemandangan yang seharusnya membangkitkan harapan justru memicu kekhawatiran. Di halaman SMP 35 Padang, sebuah proyek pembangunan ruang kelas baru (RKB) tengah berlangsung, namun bukannya tatanan rapi dan pengawasan ketat, yang terlihat adalah kekacauan yang mengundang bahaya. Proyek ini, yang dibiayai oleh APBD Kota Padang Tahun Anggaran 2025 dengan nilai kontrak mencapai Rp. 189.560.826,24, kini menjadi sorotan publik, menambah daftar panjang persoalan yang mencoreng dunia pendidikan di kota ini.
Papan informasi proyek terpampang jelas, merinci setiap detail, kontraktor pelaksana adalah PT. Pesisir Karya Sejati, sementara pengawasnya adalah CV. N2 Consultan, dengan waktu pengerjaan 60 hari kalender. Namun, di balik angka-angka dan nama-nama resmi tersebut, ada sebuah realitas yang jauh dari kata ideal. Proyek yang seharusnya menjadi simbol kemajuan ini, ironisnya, seolah mengabaikan aspek paling fundamental, keselamatan.
Seorang warga yang juga pengamat konstruksi mengungkapkan kegelisahannya. "Lihatlah, tidak ada rambu-rambu keselamatan, tidak ada safetyline yang terpasang," ujarnya, sambil menunjuk ke arah tumpukan material dan kerangka bangunan yang terpampang terbuka. Di tengah area proyek yang seharusnya steril, para siswa terlihat lalu-lalang, bermain, dan beraktivitas seolah bahaya tidak mengintai. "Ini bisa menimbulkan kecelakaan, kapan saja," tambahnya, suaranya dipenuhi kekhawatiran yang beralasan.
Lebih dari sekadar potensi bahaya fisik, kualitas pengerjaan proyek juga patut dipertanyakan. "Ini bukan hanya masalah estetika, tapi juga ketahanan bangunan. Kalau dari awal sudah menuai dilema, bagaimana kita bisa yakin bangunan ini akan kokoh dan aman bagi anak-anak?" tanya sang pengamat retoris.
Nama Well of Sonora, Kabid Sapras dan Aset Disdik Kota Padang, kembali disebut-sebut. Menurut sumber yang sama, persoalan serupa bukan kali ini saja terjadi. "Hampir semua RKB yang di bawah tanggung jawabnya menuai masalah. Ini bukan kebetulan, ini pola yang harus dihentikan," tegasnya. Tuntutan pun diarahkan kepada Walikota Padang, Fadly Amran. "Walikota harus mengambil sikap tegas. Jangan biarkan proyek-proyek vital seperti ini dikerjakan sembarangan, apalagi yang menyangkut keselamatan anak-anak sekolah," pungkasnya.
Pembangunan RKB di SMP 35 Padang seharusnya menjadi cerita tentang perbaikan dan peningkatan fasilitas pendidikan. Namun, dengan segala kekurangannya, proyek ini justru menjadi narasi tentang kelalaian, ketidakprofesionalan, dan ancaman yang mengintai di lingkungan sekolah. Publik menunggu respons dari pihak-pihak terkait, berharap kekhawatiran ini tidak berujung pada penyesalan yang terlambat.
Berita ini akan terus kami update seiring dengan perkembangan informasi dari pihak terkait. (And)