SUMATERA BARAT - 22 SEPTEMBER 2025 - Di bawah langit malam yang teduh, berkumpul sanak saudara. Bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan sebuah perjamuan penuh makna, merayakan tujuh puluh tahun kehidupan seorang perempuan yang dipanggil Uni Eri. Di hamparan tikar berwarna-warni, garis keturunan Gaek Rajo Angek menemukan kembali simpul-simpul persaudaraan yang tak lekang oleh waktu. Tawa dan canda mengalir bebas, menjadi melodi indah yang mengiringi malam.
Meski beberapa wajah tak tampak, kehadiran mereka terasa melalui doa dan kenangan. Dari kejauhan, Andarizal, menatap langit, hatinya dipenuhi haru. Ia mengenang masa-masa yang terukir di Tebing Tinggi, Sumatera Selatan. Suara batinnya berbisik, memanjatkan doa tulus, "Selamat ulang tahun ke-70, Uni Eri. Semoga panjang umur, sehat selalu, dan dalam lindungan Allah SWT."
Malam itu, tumpeng menjulang bak gunung emas, dikelilingi lauk-pauk yang menggugah selera-hidangan pempek yang gurih, sate yang harum, dan hidangan lain yang melambangkan kekayaan kuliner dan kasih sayang. Semua disiapkan dengan cinta, menjadi persembahan bagi perjalanan hidup yang panjang. Perjamuan ini bukan hanya tentang makanan, melainkan tentang rasa syukur yang mendalam atas karunia hidup, sebuah anugerah tak ternilai dari Yang Maha Kuasa.
Andarizal, dari jarak yang membentang, tetap memeluk erat harapan. Doanya tak pernah putus, semoga Uni Eri dan keluarga besar di Tebing Tinggi selalu sehat dan bahagia. Ia berharap, silaturahmi yang terjalin akan selalu utuh. "Semoga keturunan Gaek Rajo Angek selamanya tetap solid," harapnya. Malam itu menjadi saksi, bahwa meski raga terpisah, ikatan batin keluarga tetaplah kuat, sehangat canda dan seindah doa yang terucap. (And)