PADANG - 13 SEPTEMBER 2025 - Dalam detak nadi Kota Padang, di jantung Jalan Dr. Sutomo, Kubu Marapalam, kota Padang sebuah narasi baru tengah terukir, bukan dengan tinta, melainkan dengan susunan batu kokoh. Di tepian sungai yang dulu rapuh, kini bangkit sebuah turap, penjaga setia yang berdiri tegak melawan amukan waktu dan gerusan air.
Proyek ini, sebuah simfoni harmoni antara alam dan campur tangan manusia, menjadi bukti nyata kepedulian yang merangkul bumi. Batu-batu yang tersusun rapi, di bawah pengawasan cermat PUPR Kota Padang, bukan sekadar material. Mereka adalah janji, sebuah harapan yang diwujudkan dari "pokir" atau aspirasi seorang anggota dewan kota Padang, mengalirkan dana menjadi perlindungan bagi warga.
Di sana, di antara desau angin dan gemericik air, wajah-wajah seperti Suherman (52) dan Rendi (32) bersinar. Mata mereka memancarkan rasa syukur yang mendalam. Mereka menyaksikan bagaimana ancaman longsor yang dulu menghantui, kini sirna. Turap ini bukan hanya penahan tanah, melainkan juga penopang kehidupan, membawa rasa aman yang tak ternilai.
Sebagaimana diungkapkan oleh Ilham Maulana, mantan anggota DPRD kota Padang, sosok yang dikenal berkepedulian tinggi terhadap masyarakat kalangan bawah, pembangunan ini adalah sebuah puisi yang diterjemahkan dalam bentuk fisik. Ia adalah perisai yang melindungi dari erosi, jangkar yang menjaga kestabilan, dan goresan kuas yang memberikan nilai estetika pada lanskap. Setiap batu adalah kata, setiap susunan adalah bait, membentuk sebuah ode yang merayakan keselamatan dan keindahan.
Proyek turap di Kubu Marapalam ini adalah lebih dari sekadar pembangunan infrastruktur. Ia adalah monumen kecil dari sebuah kolaborasi, di mana visi dan aspirasi bertemu dengan kerja nyata, menciptakan sebuah mahakarya yang sarat makna. Ia berdiri tegak, sebuah tugu peringatan hidup yang membisikkan pesan abadi, bahwa di setiap sudut kota, selalu ada tangan-tangan yang peduli, membangun masa depan yang lebih kokoh untuk anak cucu. (And)