Bersama derap langkah tegap para petinggi Polri termasuk Karo Log, Kombes Pol Faried Zulkarnain, Karo SDM, Kombes Pol Riyadi Nugroho, Kabid Humas, Kombes Pol Susmelawati Rosya, dan Kepala Yanma, AKBP Budi Prayitno, dan Kapolda Gatot menyusuri lahan seluas 5.000 petak ini. Setiap langkah yang terjejak adalah untaian doa, setiap pandangan yang dilemparkan adalah wujud penghormatan. Di sini, di lembah yang akan menjadi peristirahatan terakhir mereka, janji institusi Polri untuk menaungi anggotanya hingga akhir hayat bukan lagi sekadar ucapan, melainkan nyata terukir dalam butiran tanah.
"Ini bukan sekadar tempat pemakaman," ujar Kapolda, suaranya mengandung getaran makna yang dalam. "Ini adalah simbol penghormatan tertinggi kepada anggota dan PNS Polda Sumbar yang telah mengabdi untuk masyarakat dan bangsa. Kesejahteraan anggota terus dijamin, bahkan hingga akhir hayat." Kalimat-kalimat itu bagai melodi yang mengalunkan kisah pengorbanan dan kesetiaan, dari tugas fajar hingga senja, dari pengabdian yang tak mengenal lelah hingga kepulangan abadi.
Langkah ini, yang juga didukung penuh oleh Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar, Fauzi Bahar, tak hanya sekadar mempersiapkan tempat, tetapi juga menumbuhkan ikatan emosional yang lebih erat. Seperti yang disampaikan Kombes Pol Susmelawati Rosya, inisiatif ini adalah cerminan komitmen Polri untuk menjamin kesejahteraan lahir dan batin, sebuah janji yang melampaui batas hidup. Ini adalah bentuk kasih sayang dan apresiasi yang akan dikenang, baik oleh keluarga yang ditinggalkan maupun oleh masyarakat yang dilindungi.
Lembah sunyi itu kini menanti. Ia menanti untuk memeluk erat jiwa-jiwa yang lelah berjuang, menjadi saksi bahwa pengabdian takkan pernah terlupakan. Di sana, di bawah naungan langit dan rimbunnya pepohonan, para Bhayangkara akan beristirahat dalam damai, dengan kehormatan yang abadi, dan dalam pelukan setia dari institusi yang mereka cintai. (And)

