PASAMAN BARAT, SUMBAR – 24 OKTOBER 2025 - Selama bertahun-tahun, jalan adalah tantangan, bukan sekadar akses. Bagi warga di Kecamatan Ranah Batahan, Kabupaten Pasaman Barat, khususnya yang menggantungkan hidup dari denyut nadi perkebunan kelapa sawit, Jalan Tombang Padang - Silayang Mudik adalah jalur vital yang menyimpan kisah perjuangan.
Sebelum 2023, ruas jalan sepanjang 3 kilometer ini adalah wujud nyata infrastruktur yang tertinggal. Jalan dihiasi oleh urukan makadam yang kasar, berselingan dengan jalan tanah yang berubah menjadi kubangan lumpur saat hujan. Aspal yang ada pun hanya menyisakan lubang-lubang yang menganga, bak luka di permukaan bumi.
Warga dan hasil bumi mereka harus berjuang keras melaluinya. Mobilisasi menjadi lambat, biaya angkut membengkak, dan kerugian panen sering tak terhindarkan. Jalan yang seharusnya menjadi pembuluh darah perekonomian, justru menjadi sumbatan.
Namun, harapan baru berembus seiring bergulirnya Instruksi Presiden Jalan Daerah (IJD), sebuah program strategis nasional yang bertujuan mempercepat peningkatan konektivitas jalan di pelosok negeri. Melalui sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, Jalan Tombang Padang - Silayang Mudik pun masuk dalam daftar prioritas penanganan.
Di bawah pengawasan PPK 1.4 Provinsi Sumatera Barat, Satker PJN Wilayah I, dan BPJN Sumatera Barat, proyek ini mulai dikerjakan pada Tahun Anggaran 2023.
Tahapan peningkatan ini bukanlah sekadar menambal, melainkan membangun kembali strukturnya dari nol. Jalan yang tadinya lemah diperkuat dengan fondasi yang kokoh:
1 Penggantian material lama dengan urugan pilihan dari sumber galian.
2 Pemasangan Lapis Pondasi Agregat Kelas A, yang menjadi ‘tulang’ perkerasan.
3 Puncak dari pengerjaan ini adalah pelapisan aspal bertahap, menggunakan Laston Lapis Antara (AC-BC), kemudian ditutup dengan Laston Lapis Aus (AC-WC).
Seluruhnya dikerjakan dengan standar modern, menghasilkan badan jalan yang mulus berlebar 3,5 meter.
Gambar-gambar yang merekam proses ini menunjukkan transformasi dramatis, dari alat-alat berat yang berjibaku di tengah lumpur dan tanah (seperti grader dan ekskavator), hingga hasil akhir berupa bentangan aspal hitam pekat yang kontras dengan rimbunnya perkebunan di sekitarnya. Bahkan, jembatan yang melintasi sungai cokelat di tengah vegetasi lebat (terlihat pada foto) turut menjadi bagian dari jalur yang kini jauh lebih layak.
Kini, pemandangan telah berubah total. Jalan Tombang Padang - Silayang Mudik tidak lagi menjadi penghambat, melainkan motor penggerak. Ruas jalan yang berliku menembus hutan sawit dan perkampungan tua (ditunjukkan oleh deretan rumah panggung kayu) telah diaspal sempurna.
Akses transportasi yang lancar dan nyaman ini telah memberikan dampak nyata:
1 Efisiensi Logistik: Hasil panen kelapa sawit dan komoditas pertanian lainnya dapat diangkut dengan lebih cepat, menekan biaya operasional, dan meningkatkan harga jual di tingkat petani.
2 Kualitas Hidup: Mobilitas masyarakat sehari-hari, termasuk untuk pendidikan dan kesehatan, menjadi lebih mudah dan aman.
Peningkatan Jalan Tombang Padang - Silayang Mudik bukan hanya tentang 3 kilometer aspal baru. Ini adalah kisah tentang konektivitas yang membawa kesejahteraan, sebuah bukti nyata bahwa ketika pemerintah pusat dan daerah bersinergi membangun infrastruktur hingga ke pelosok, denyut pemulihan ekonomi masyarakat, khususnya di jantung pertanian Pasaman Barat, dapat berdetak lebih kencang. (And)
