Seratus Hari Mengukir Perubahan: Kisah Keberhasilan Kapolda Sumbar dalam Merajut Ketenangan Masyarakat

PADANG - 14 APRIL 2025 – Suasana hangat mewarnai Warung Cokro di Padang Selatan pada Senin siang. Di sana, Irjen. Pol. Dr. Drs. Gatot Tri Suryanta M.Si., CSFA., Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Barat, duduk berbaur dengan para jurnalis dari berbagai media cetak dan elektronik. Pertemuan ini bukan sekadar silaturahmi, melainkan sebuah forum untuk berbagi kisah sukses dan tantangan yang dihadapi selama 100 hari kepemimpinannya di ranah Minang.

Dalam rentang waktu yang terbilang singkat, Irjen Pol Gatot telah menorehkan tinta emas dalam upaya menciptakan rasa aman dan tenteram bagi masyarakat Sumatera Barat. Angka kriminalitas yang meresahkan, belenggu penyalahgunaan narkoba yang mencengkeram, serta aksi-aksi tawuran dan balap liar yang kerap mengganggu ketenangan, perlahan namun pasti menunjukkan penurunan yang signifikan.

"Alhamdulillah," ucap Kapolda Gatot dengan nada syukur, "lewat upaya yang telah kita lakukan, aksi tawuran dan balap liar yang selama ini sering kali terjadi setelah Tarawih di bulan suci Ramadhan, tidak lagi kita dengar." Kalimat ini bukan sekadar klaim, melainkan cerminan dari kerja keras dan strategi jitu yang telah diterapkan.

Salah satu kunci keberhasilan ini terletak pada peluncuran Program Unggulan "Sumbar Zero Tawuran dan Balap Liar." Program ini bukan hanya sekadar slogan, namun diimplementasikan melalui serangkaian tindakan nyata, termasuk peningkatan Patroli Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD) di lokasi-lokasi yang dianggap rawan. Lebih dari itu, sentuhan humanis juga menjadi bagian penting melalui program "Siswa Sahabat Kapolda," yang berhasil merangkul para pelajar dan menanamkan kesadaran akan bahaya tindakan anarkis tersebut.

Namun, di balik penurunan angka kriminalitas, terselip sebuah ironi yang menjadi perhatian serius Kapolda Gatot. Fenomena pelajar putus sekolah yang justru rentan terjerumus dalam lingkaran kejahatan menjadi alarm bagi masa depan generasi muda. Dengan sigap, ia memerintahkan seluruh jajaran Bhabinkamtibmas untuk melakukan pendataan By Name By Address. Hasilnya sungguh mencengangkan, ribuan anak putus sekolah yang selama ini luput dari perhatian teridentifikasi.

"Hasilnya ada ribuan orang anak putus sekolah yang selama ini tidak tersentuh. Mereka baru tersentuh setelah ditangkap," ungkap Irjen Pol Gatot dengan nada prihatin. Situasi ini segera ia sampaikan kepada Gubernur dan Walikota, menyadari bahwa penanganan masalah ini membutuhkan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak. "Persoalan ini memang harus diselesaikan bersama-sama. Semua harus bergerak untuk menyelematkan generasi muda kita ini," tegasnya. Rapat koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten Kota pun segera diagendakan untuk mencari solusi komprehensif.

Perjalanan memberantas kejahatan tidak berhenti pada tawuran dan balap liar. Peredaran narkoba yang sempat menempatkan Sumatera Barat di peringkat keenam nasional sebagai provinsi dengan tingkat penyalahgunaan tertinggi, juga menjadi fokus utama. Melalui upaya pemberantasan yang masif, pencegahan yang gencar, serta pelibatan aktif tokoh masyarakat melalui Gerakan Subuh Berjamaah (GSB), angka penyalahgunaan narkoba berhasil ditekan hingga ke posisi 15 tingkat nasional versi Badan Narkotika Nasional (BNN).

"Saat ini hampir 80 persen tahanan di Sumbar adalah pelaku Narkoba," ungkap Kapolda, menggambarkan betapa seriusnya ancaman narkoba bagi masyarakat. Ia menyadari bahwa penindakan hukum semata tidak akan menyelesaikan akar permasalahan. Oleh karena itu, sinergi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat diperkuat, terutama dalam memberdayakan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) di tingkat Nagari. "Ujung tombak penuntasan penyakit masyarakat ini adalah Nagari," tandasnya, meyakini bahwa kearifan lokal dapat menjadi benteng pertahanan yang kuat.

Komitmen Polda Sumbar di bawah kepemimpinan Irjen Pol Gatot tidak hanya terbatas pada kejahatan konvensional. Judi online dan aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang merusak mental masyarakat dan lingkungan hidup juga menjadi target operasi. Dalam penindakan PETI, Kapolda telah menginstruksikan jajarannya untuk memetakan seluruh Wilayah Tambang Rakyat (WTR) potensial dan mengawal proses pengajuannya kepada Kementerian ESDM. Langkah ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat yang menggantungkan hidup pada hasil pertambangan, sekaligus memastikan praktik pertambangan yang ramah lingkungan.

Di akhir pertemuan, Irjen Pol Gatot menegaskan bahwa Polda Sumbar akan bekerja all out untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat. Ia juga menyatakan dukungannya terhadap program-program nasional seperti Ketahanan Pangan, tiga juta rumah bersubsidi, hingga menyukseskan program Makan Bergizi Gratis.

Seratus hari kepemimpinan Irjen Pol Gatot di Sumatera Barat bukan hanya sekadar catatan waktu, melainkan sebuah babak baru dalam upaya menciptakan ketertiban dan keamanan. Dengan pendekatan yang humanis, kolaboratif, dan berbasis pada kearifan lokal, ia telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk merajut ketenangan dan kesejahteraan bagi masyarakat ranah Minang. Perjalanan ini tentu masih panjang, namun fondasi yang kuat telah diletakkan, memberikan harapan akan Sumatera Barat yang lebih aman dan damai di masa depan. (And) 


Topik Terkait

Baca Juga :