PADANG - 28 JULI 2025 - Kompleks Gedung Olahraga (GOR) H. Agusalim di Kota Padang, sebuah ironi yang sering membuat geleng-geleng kepala, terus-menerus digerogoti masalah banjir. Anehnya, atau justru menyedihkan, GOR megah ini berdiri bersebelahan persis dengan banjir kanal. Logika awam akan berpikir, "Ah, pasti aman dari banjir." Namun, kenyataan di lapangan berkata lain. Kawasan ini, alih-alih menjadi oase bebas banjir, justru menjelma menjadi langganan genangan, memicu keluhan tak berkesudahan dari para pedagang dan masyarakat yang menggantungkan hidup serta mencari hiburan di sana.
Awak media, dalam penelusurannya pada Selasa (29/07/2025), mengungkap akar masalah yang menyakitkan mata, jaringan drainase di kompleks GOR H. Agusalim berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Tumpukan sedimen dan sampah yang begitu tebal telah membungkam aliran air, mengubah saluran pembuangan menjadi sarang genangan. Ini bukan hanya soal estetika, melainkan juga ancaman nyata bagi kenyamanan dan kesehatan publik.
Martha, seorang warga yang tak asing dengan pemandangan banjir di GOR, menyuarakan keresahannya dengan nada prihatin. "Kawasan GOR ini dikelola oleh pihak Pemprov Sumbar, seharusnya kondisi ini menjadi perhatian khusus oleh OPD terkait yang ada di Pemprov Sumbar," ujarnya, diamini oleh teman-teman sepergaulannya. Logika Martha sederhana: jika sebuah aset berada di bawah payung pemerintah provinsi, maka tanggung jawab pemeliharaannya pun seyogyanya ada di pundak mereka.
Namun, benarkah demikian? Pertanyaan tentang siapa yang sesungguhnya bertanggung jawab atas tumpukan sampah dan sedimen yang mencekik drainase di GOR H. Agusalim menemui pandangan yang berbeda. Terpisah, Anul, seorang warga lainnya, justru memiliki argumen yang kuat dan tegas. "Kawasan GOR H. Agusalim terletak di kota Padang, dan sudah sewajarnya kondisi tumpukan sampah dan sedimen tersebut menjadi tanggung jawab OPD terkait yang ada di Pemko Padang," paparnya. Menurut Anul, batasan geografis dan administratif seharusnya menjadi penentu utama.
Dilema ini menciptakan ketidakjelasan, semacam bola panas tanggung jawab yang terus-menerus digulirkan antara dua entitas pemerintahan: Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kota Padang. Di tengah tarik-menarik ini, masyarakat tetap menjadi korban, berhadapan dengan banjir yang seolah tak berkesudahan.
Hingga saat ini, Awak media masih terus berupaya mencari kejelasan. Konfirmasi dan balasan dari pihak OPD terkait di Pemko Padang dan Pemprov Sumbar sangat dinanti untuk mengurai benang kusut dilema tanggung jawab ini. Hanya dengan kejelasan dan langkah nyata dari kedua belah pihak, GOR H. Agusalim bisa benar-benar menjadi pusat olahraga yang nyaman dan bebas banjir, bukan sekadar ironi di tepi banjir kanal. (And)