PADANG - 29 JULI 2025 - Angin musim panas membawa semerbak wangi bunga bougenville yang berjejer rapi di sepanjang trotoar. Di bawah naungan mendung tipis yang menaungi Kota Padang sore itu, semangat kebersamaan membara di hati warga Nanggalo. Mereka, bersama pemimpinnya, Camat Amrizal Rengganis, bahu-membahu bersolek, mempersiapkan diri menyambut hari istimewa, Hari Jadi Kota (HJK) Padang ke-356 yang akan jatuh pada 7 Agustus 2025.
Bagi Amrizal Rengganis, HJK kali ini bukan sekadar perayaan rutin. Di bawah kepemimpinan Fadly Amran, ia bertekad menjadikan perayaan ini lebih meriah, lebih berkesan, dan yang terpenting, lebih mencerminkan semangat kebersamaan kota ini. Tekad itu bukan hanya retorika di meja kantor, melainkan terwujud dalam langkah nyata. Sejak beberapa waktu lalu, Amrizal tak henti-hentinya turun ke lapangan, memimpin langsung kegiatan gotong royong (goro) bersama warganya.
Pagi itu, area sekitar jalan utama di Nanggalo menjadi saksi kegigihan mereka. Ada yang sibuk menyapu dedaunan kering di pekarangan rumah, ada pula yang membersihkan drainase yang selama ini kerap menjadi biang keladi genangan air di kala hujan deras. Selokan-selokan yang dulunya dipenuhi sampah dan lumpur, kini berangsur bersih, siap mengalirkan air dengan lancar. Aroma tanah basah bercampur dengan harumnya bunga-bunga yang baru saja dirapikan, menciptakan suasana kerja yang menyenangkan.
Yang paling menarik perhatian adalah pemandangan Camat Amrizal sendiri. Dengan mengenakan pakaian lapangan, ia tidak canggung berinteraksi, memberi arahan, bahkan turut mengangkat cangkul dan memungut sampah. Tangannya yang kadang ikut kotor tak sedikit pun mengurangi wibawanya, justru menambah rasa hormat warga. Ia meninjau setiap sudut, memastikan penataan bunga-bunga di trotoar dilakukan dengan rapi dan indah, seolah setiap kelopak adalah bagian dari persiapan besar ini.
"Saya perhatikan Pak Camat menjelang HUT Kota Padang tak henti-hentinya turun ke lapangan," ujar Pak Suliarman, 47 tahun, warga setempat, dengan mata berbinar. Ia baru saja selesai membersihkan pekarangan depan rumahnya dan kini mengamati Amrizal yang tengah berdiskusi dengan beberapa pekerja dinas kebersihan. "Bahkan, beliau juga turut goro," timpal warga lainnya, mengangguk setuju, mengamini perkataan Pak Suliarman. Kebersamaan ini, lanjut mereka, adalah semangat yang harus terus dijaga, bukan hanya saat perayaan, tetapi setiap hari.
Di tengah hiruk pikuk persiapan, tawa dan canda sesekali pecah, memecah kesibukan. Ada obrolan ringan tentang cuaca, tentang persiapan hidangan untuk syukuran nanti, hingga harapan-harapan sederhana untuk Kota Padang di usia barunya. Semangat kebersamaan yang terjalin erat di Nanggalo ini menjadi cerminan dari identitas Kota Padang: kota yang ramah, bersih, dan bergotong royong.
Ketika matahari mulai condong ke barat dan bau tanah basah bercampur aroma bunga semakin kuat, pekerjaan pun mulai rampung. Jalanan terlihat lebih bersih, trotoar lebih tertata, dan yang paling penting, senyum di wajah warga semakin lebar. Mereka tidak hanya membersihkan lingkungan fisik, tetapi juga memupuk kembali rasa memiliki dan kebanggaan terhadap kota kelahiran mereka.
Hari Jadi Kota Padang ke-356 memang masih beberapa hari lagi, namun gaungnya sudah terasa. Berkat dedikasi pemimpin dan partisipasi aktif warganya, Nanggalo telah menunjukkan bagaimana sebuah perayaan bisa lebih dari sekadar seremoni. Ia adalah momentum untuk merekat kembali tali silaturahmi, menumbuhkan kepedulian, dan membangun keindahan bersama, selangkah demi selangkah, demi Padang yang lebih baik. (And)