PADANG – Mentari pagi baru saja merangkak naik, menyapa hamparan hijau Bumi Perkemahan Sungrilla. Udara sejuk pegunungan masih memeluk erat, namun semangat yang membara sudah terasa di antara puluhan siswa MAN 3 Kota Padang. Tak ada lagi deretan bangku kelas atau papan tulis; yang ada hanyalah tanah lapang yang membentang luas, menjadi saksi dimulainya sebuah babak baru: Pendidikan Siswa Takhassus (DIKSISTA) Tahun Pelajaran 2025/2026.
Lebih dari Sekadar Baris-Berbaris: Sebuah Pelajaran Hidup yang Nyata
Senin, 21 Juli 2025, menjadi penanda dimulainya perjalanan berbeda bagi siswa-siswi pilihan ini. Wali Kota Padang, Bapak Fadly Amran, hadir langsung untuk membuka kegiatan. Dalam sambutannya, beliau tak sekadar memberi arahan, melainkan menanamkan sebuah visi besar.
“Hari ini, kalian tidak hanya belajar soal baris-berbaris atau kedisiplinan,” ujar Fadly, suaranya menggema di tengah alam terbuka, “tapi tentang siapa kalian di masa depan. Ini adalah latihan kepemimpinan dalam bentuk yang sesungguhnya: bagaimana mengatur waktu, menyusun strategi, dan berani mengambil keputusan.”
Kata-kata beliau bukan bualan semata. DIKSISTA, baginya, adalah ruang penting bagi para pelajar untuk mengasah rasa tanggung jawab, menjalin kerja sama, dan paling utama, membentuk visi hidup yang jelas. Beliau mengingatkan bahwa masa muda adalah fase emas yang tak boleh disia-siakan. “Undang-Undang Kepemudaan jelas menyebutkan, usia muda adalah fase emas. Maka jangan sia-siakan. Gunakan untuk menggali potensi, memperkaya diri dengan pengalaman, dan kalau bisa bikin karya. Jangan hanya jadi penonton di kota sendiri,” tegasnya, memberi motivasi mendalam.
Fadly Amran berharap DIKSISTA dapat menjadi mercusuar bagi sekolah-sekolah lain, inspirasi untuk mengembangkan soft skill dan karakter generasi muda, mengingat Kota Padang sangat membutuhkan lebih banyak ruang pembinaan di luar rutinitas kelas.
Menempa Karakter dan Ideologi Islami
Di sisi lain, Ibu Marliza, Kepala MAN 3 Kota Padang, menjelaskan bahwa DIKSISTA bukan sekadar program insidental. Ini adalah program tahunan yang dirancang khusus untuk siswa takhasus, bagian integral dari proses kaderisasi internal madrasah. Fokusnya melampaui capaian akademik semata, melainkan merambah pada pembentukan ideologi, disiplin, dan kepemimpinan yang islami.
“Kami ingin siswa tidak hanya unggul dalam pelajaran, tapi juga mampu jadi pribadi yang kokoh secara karakter, siap mengambil tanggung jawab, dan punya arah hidup,” jelas Marliza dengan sorot mata penuh harap. “DIKSISTA adalah latihan nyata untuk itu.”
Tahun ini, wajah-wajah muda yang penuh antusiasme berasal dari berbagai tingkatan: 30 siswa kelas XI Program Basis Lanjutan, 25 siswa kelas X Program Basis Awal, dan 21 siswa kelas XII Takhassus. Mereka akan menjalani serangkaian kegiatan intensif hingga 23 Juli 2025.
Sentuhan Disiplin Militer dari Penjaga Samudera
Yang menjadikan DIKSISTA tahun ini kian istimewa adalah kehadiran unsur TNI AL dari Lantamal II Teluk Bayur. Sebuah momen simbolis penuh makna terjadi ketika peserta secara resmi diserahkan kepada Kadisminpers Lantamal II, Letkol Laut Antoni Haikal. Penyerahan ini bukan sekadar formalitas, melainkan penanda dimulainya fase pembinaan fisik dan mental yang kental dengan pendekatan disiplin militer. Akan ada keringat yang tumpah, mungkin sedikit lelah, namun di sanalah mental baja akan ditempa.
Kehadiran para tokoh penting seperti Kakan Kemenag Kota Padang Edi Oktaviandy, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Yopi Krislova, Kabag Kesra Jasman, Camat Koto Tangah Fizlan Setiawan, beserta majelis guru dan orang tua siswa, semakin menegaskan betapa serius dan pentingnya program ini.
Bagi para siswa MAN 3 Kota Padang, DIKSISTA bukan tentang meraih gelar juara atau pengakuan semata. Ini adalah tentang sebuah pencarian diri, tentang menemukan pijakan awal untuk menjadi manusia yang tahu arah, tahan uji, dan siap berdiri paling depan saat dibutuhkan. Ini adalah tentang menjadi pemimpin, dalam makna yang utuh, yang lahir dari alam terbuka Sungrilla, siap menghadapi tantangan masa depan. (And)