-->
  • Jelajahi

    Copyright © Portalanda
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Translate

    Iklan

    Iklan

    Maka Nikmat Tuhan Mana yang Kau Dustakan: Refleksi Novri di Mushalla Al Mukaramah

    Sabtu, 30 Agustus 2025, Agustus 30, 2025 WIB Last Updated 2025-08-30T09:24:07Z

    PADANG - 30 AGUSTUS 2025 - Di tengah hiruk-pikuk Kota Padang, saat matahari mulai condong ke barat dan jam menunjukkan pukul 15.40, sebuah pemandangan yang menenangkan terukir di Mushalla Al Mukaramah, RT 01/04 Ketaping, Kelurahan Pasar Ambacang.

    Terlihat seorang pria berdiri di ambang pintu, bersiap untuk melantunkan azan. Ia adalah Novri, nama yang tak asing di telinga para pembaca berita investigasi. Di balik citra garangnya sebagai wartawan yang kerap membongkar berbagai kasus, hari ini Novri memperlihatkan sisi lain yang jarang terekspos.


    Suara azan Asar yang dilantunkan Novri terdengar merdu dan menenangkan, memanggil para jamaah untuk segera menunaikan shalat. Suasana di musalla seketika berubah hening, dipenuhi oleh kedatangan para jamaah yang bergegas merespons panggilan suci tersebut.


    Bagi Novri, azan bukan sekadar kewajiban, melainkan pengingat akan hakikat kehidupan. Ia berkeyakinan bahwa di balik segala kesibukan dan ambisi duniawi, ada bekal abadi yang harus dipersiapkan. Harta melimpah, mobil mewah, atau bahkan keluarga yang sempurna, menurutnya, tidak akan bisa menolong saat manusia kembali kepada-Nya.


    "Tidak ada yang akan bisa menolong kita selain amal ibadah yang kita lakukan," ucap Novri, seolah menyingkap tabir prioritas dalam hidupnya.


    Renungan ini mengantarkannya pada sebuah ayat suci dari Surah Ar-Rahman, "Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban”. Ayat yang diulang sebanyak 31 kali ini menjadi pengingat bagi Novri dan semua umat beriman untuk senantiasa bersyukur dan tidak pernah mendustakan nikmat Tuhan yang tak terhitung jumlahnya.


    Pemandangan sore itu di Mushalla Al Mukaramah menjadi bukti bahwa di balik setiap profesi, ada ruang untuk spiritualitas. Novri, sang wartawan investigasi, membuktikan bahwa ketajaman pena dan keteguhan iman bisa berjalan beriringan, membingkai sebuah narasi kehidupan yang utuh. (And) 

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini