PADANG - 1 JULI 2025 – Di tengah hiruk pikuk persiapan menyambut Hari Jadi Kota (HJK) Padang ke-356, sebuah pertemuan penting berlangsung di Gedung Putih Rumah Dinas Wali Kota Padang. Ruangan yang biasanya menjadi saksi bisu keputusan-keputusan strategis kota, pada Selasa pagi itu dipenuhi oleh para pemangku kepentingan dari berbagai sektor, semuanya bersatu padu dalam semangat kebersamaan untuk merayakan dan memajukan Kota Padang.
Rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Padang, Fadly Amran, bukanlah sekadar agenda rutin. Ada aura optimisme dan ambisi yang kuat terpancar dari setiap diskusi. Tanggal 7 Agustus 2025, hari di mana Padang akan genap berusia 356 tahun, bukan hanya momentum perayaan, melainkan juga tonggak penting dalam perjalanan kota menuju pengakuan dunia.
Deretan wajah-wajah penting terlihat hadir, menunjukkan komitmen kolektif terhadap kemajuan kota. Pelaksana Harian (Plh) Sekda Corri Saidan mendampingi Wali Kota, sementara pimpinan perbankan, BUMN/BUMD, PT Pelindo Teluk Bayur, Lantamal II Padang, Balai Wilayah Sungai Sumatera V, hingga perwakilan dari industri pariwisata seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), serta General Manager Hotel se-Kota Padang, turut memberikan sumbangsih pemikiran. Kehadiran mereka menegaskan bahwa perayaan HJK kali ini adalah hajatan bersama, sebuah kolaborasi lintas sektor yang diharapkan mampu membawa dampak signifikan.
Perayaan HJK ke-356 tahun ini mengusung sebuah visi yang ambisius namun penuh harapan: "Taste of Padang Experience: Road to Gastronomy City" dengan tema sentral "Rasa yang Mengikat, Warisan yang Menghidupkan". Lebih dari sekadar slogan, tagline ini adalah deklarasi niat. Wali Kota Fadly Amran dengan tegas menjelaskan bahwa pemilihan tema ini merupakan upaya strategis untuk mendapatkan pengakuan bergengsi dari UNESCO sebagai Kota Gastronomi.
"Padang memiliki modal kuat untuk meraih pengakuan UNESCO," ujar Wali Kota dengan keyakinan penuh. Ia menyoroti kekayaan budaya kuliner Kota Padang yang tak tertandingi, berikut dengan cara penyajiannya yang otentik dan penuh filosofi, sebagai aset berharga yang siap dipersembahkan kepada dunia. Dari rendang yang mendunia, sate padang yang menggugah selera, hingga aneka hidangan laut segar yang diolah dengan bumbu khas Minang, setiap sajian adalah cerita, setiap rasa adalah warisan.
Pengakuan UNESCO sebagai Kota Gastronomi bukan hanya tentang status, melainkan juga tentang pelestarian, promosi, dan pengembangan berkelanjutan. Ini adalah jalan untuk memastikan bahwa "rasa yang mengikat" dari kuliner Padang akan terus diwariskan dari generasi ke generasi, dan "warisan yang menghidupkan" akan terus menjadi denyut nadi ekonomi dan budaya kota.
Rapat koordinasi ini menjadi langkah awal yang krusial. Dengan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Padang optimis dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambut hari jadinya yang ke-356, sembari merajut asa besar untuk menjadi salah satu Kota Gastronomi terkemuka di dunia. Perjalanan mungkin panjang, namun dengan kekayaan kuliner dan semangat kebersamaan yang dimiliki, Padang siap melangkah maju. (And)