"Banda Bukan Tong Sampah": Gotong Royong Akbar di VII Koto Sungai Sariak Jadi Momentum Peluncuran Gebok Tosam

PADANG PARIAMAN – Pagi itu, Sabtu 17 Mei 2025, semangat kebersamaan yang telah lama berakar di tanah Minang kembali menggelora di kawasan Ujuang Gunuang, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak. Bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan sebuah gerakan massal yang melibatkan ribuan tangan, hati, dan pikiran untuk menyucikan kembali urat nadi pertanian mereka: saluran irigasi, atau yang akrab disebut banda.

Lebih dari sekadar gotong royong biasa, agenda pembersihan banda akbar ini menjadi bukti nyata sinergi solid antara berbagai elemen masyarakat dan pemerintah. Di bawah komando Plt. Camat VII Koto Sungai Sariak, Anton Wira Tanjung, Datuak Pandji Alam, kegiatan ini berhasil menghimpun kekuatan luar biasa berkat kolaborasi apik dengan para Wali Nagari, dua wakil rakyat dari DPRD Kabupaten Padang Pariaman, Zulkifli K dan Hengky Irawan, serta dukungan penuh dari tokoh masyarakat dan pengusaha muda setempat, H. Ap Munir.

Bayangkan saja, sekitar 1.000 insan tumpah ruah di sepanjang aliran banda. Derap langkah mereka menyatu, membentuk lautan manusia yang didominasi oleh jajaran Prokopimca, wajah-wajah penuh harap dari kelompok tani, keceriaan pelajar yang turut belajar pentingnya lingkungan, tenaga kesehatan dari Puskesmas, ketegasan personel Polsek dan Danramil, hingga kehadiran langsung para kepala dinas seperti Kadis PUPR Elabdes Marsyam, Kadis Kominfo Zahirman, Kadis Perikanan Khairul Nizam, dan Kalaksa BPBD Emri Nurman. Kehadiran pengusaha muda H. Ap Munir kian memperkuat barisan gotong royong ini.

Parit-parit yang sebelumnya dipenuhi endapan lumpur dan tumpukan sampah, perlahan mulai bersih. Sekop bertemu tanah, tangan-tangan cekatan membersihkan gulma, sementara di titik lain, suara raungan satu unit alat berat memecah keheningan, bekerja keras mengangkat material berat yang tak terjangkau tangan manusia. Alat berat ini, yang sebelumnya merupakan bantuan vital dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk program "Kampung Gurami", kini alih fungsi sejenak, menjadi motor percepatan dalam upaya bersama ini.

Anggota DPRD Padang Pariaman, Zulkifli K, tak bisa menyembunyikan apresiasinya. Ia melihat langsung bagaimana inisiatif Plt. Camat Anton Wira Tanjung mampu membangkitkan gairah kolektif. “Gotong royong ini menciptakan kebersamaan dan menjadi bentuk kepedulian nyata terhadap lingkungan. Ini patut dicontoh,” ujarnya, memuji semangat yang terpancar dari ribuan peserta.

Di tengah kesibukan mengatur jalannya kegiatan, Camat Anton Wira Tanjung menjelaskan bahwa momen besar ini bukan hanya sekadar membersihkan. Ia adalah manifestasi konkret dari program prioritas Bupati Padang Pariaman, Jon Kenedy Aziz, dalam rangka penguatan ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan. Namun, ada tantangan besar yang harus diatasi: kebiasaan membuang sampah ke saluran irigasi.

"Kami akan menyebarkan himbauan gencar agar masyarakat tidak lagi membuang sampah ke aliran banda ini. Sebab, banda ini adalah sumber kehidupan pertanian kita," tegas Anton. Ia bahkan telah menyiapkan langkah lanjutan yang tak kalah menarik. "Setelah pengerukan selesai hari ini, besok, Minggu (18/5/2025), akan dilakukan penebaran 20.000 ekor benih ikan di sepanjang irigasi yang sudah bersih ini," ungkapnya penuh harap, membayangkan denyut kehidupan kembali hadir di aliran air.

Kegiatan ini sekaligus menjadi peluncuran resmi sebuah kampanye lingkungan yang penuh makna: “Gerakan Banda Bukan Tong Sampah” atau disingkat “Gebok Tosam”. Sebuah nama yang mudah diingat, sarat pesan, bertujuan untuk menggungah kesadaran kolektif akan fungsi vital irigasi sebagai sumber utama pengairan, bukan tempat pembuangan akhir.

Dengan suara lantang, Camat Anton kembali menyuarakan esensi gerakan ini, menjadi seruan penutup yang membakar semangat, "Ayo kita gotong royong membersihkan lingkungan. Banda bukan tong sampah. Kalau bersih, air lancar, ikan hidup, pertanian subur!"

Di bawah teriknya matahari siang itu, gotong royong usai, menyisakan aliran banda yang lebih bersih dan harapan yang membuncah. Semangat gotong royong di Ujuang Gunuang hari itu bukan hanya membersihkan lumpur dan sampah, tapi juga menanamkan kembali bibit kepedulian dan tanggung jawab bersama. Sebuah sinergi kuat antara pemerintah dan masyarakat telah terjalin, membuka jalan menuju lingkungan yang tidak hanya bersih dan sehat, tetapi juga produktif, tempat roda pertanian berputar lancar, dan denyut kehidupan ikan kembali riang di aliran air. (And/Jr) 


Topik Terkait

Baca Juga :